Komisi D Sikapi Kurangnya Guru Pendamping Khusus di Surabaya

Para siswa inklusi itu mengikuti pelajaran jadi satu dengan siswa reguler di banyak SMPN di Surabaya.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Habibur Rohman
GURU PENDAMPING - Foto Ilustrasi guru saat mengajar di kelas. Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati menyoroti kurangnya guru pendamping khusus (GPK) untuk siswa inklusi di sekolah-sekolah Surabaya 

Ketua Fraksi Gerindra ini menyebut ada banyak siswa tersebar di sejumlah sekolah. Intervensi pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus ini harus dilakukan oleh pendamping.

GPK ini harus memiliki keahlian khusus, baik dari sisi psikologi perkembangan, pedagogi khusus, maupun teknik interaksi belajar yang sesuai.

Pemkot Surabaya didorong untuk memperkuat komunikasi dengan Kementerian Pendidikan dan BKN agar formasi GPK bisa segera dibuka. Terlebih, Surabaya merupakan kota dengan komitmen besar untuk pendidikan inklusif.

“Upaya ini harus terus didorong. Dari audiensi kemarin, SDM sebenarnya sudah siap. Yang dibutuhkan sekarang adalah percepatan agar anak-anak mendapatkan guru yang ideal,” tandas Ajeng. 

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved