Berita Viral
Sosok Abdul Aziz Penolong Korban Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny, Menangis Dengar Banyak Rintihan
Ini lah sosok Abdul Aziz, anggota tim rescue 1 Damkar Kota Surabaya yang berhasil mengevakuasi korban runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Ini lah sosok Abdul Aziz, anggota tim rescue 1 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya yang mengevakuasi para korban runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
Nama Abdul Aziz mencuat usai video saat dia berusaha menolong Yusuf dan Haikal, viral di media sosial.
Dalam video itu, Aziz sempat menanyakan kondisi Haikal dan satu temannya bernama Yusuf yang masih terjepit di antara beton dan puing-puing, secara bergantian.
"Yusuf, umurmu berapa?" tanya Aziz.
"16 tahun," jawab Yusuf.
Baca juga: Tabiat Mulia 2 Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny yang Baru Teridentifikasi, Ini Firasat Keluarganya
"Apa yang luka?" tanyanya lagi.
"Tidak ada," ucap Yusuf.
"Tidak ada ya, cuma perut kejepit ya," kata Aziz.
"Iya," jawab Yusuf.
Selanjutnya, Aziz menanyakan kondisi korban lainnya bernama Haikal yang tak jauh dari posisi korban Yusuf.
"Haikal, kamu yang sakit apa, nak?" tanya Aziz.
"Semuanya sakit," jawab Haikal.
"Oke, semangat ya, sabar ya nak ya. Aku Aziz dari Rescue Surabaya. Sabar ya, ini usaha," ucap Aziz.
Setelah itu, Aziz berkomunikasi dengan tim rescue DPKP Surabaya melalui handy talkie.
Ditemui wartawan surya.co.id di kantornya pada Minggu (5/9/2025), Abdul Aziz menceritakan detik-detik dia mengevakuasi korban.
Diceritakan Aziz, saat itu dia mendapat tugas untuk merangsek masuk dan mendeteksi korban yang masih hidup.
"Saya masuk dengan teman saya, Mas Neo dengan menggunakan alat Scam Scan yang kita miliki. Pada saat itu alat-alat canggih masih belum datang sambil nunggu bantuan dari daerah-daerah lain," katanya.
Saat dia masuk, ada korban bernama Dani yang selamat dan langsung dikeluarkan dari reruntuhan.
Lalu, dia masuk lagi bersama Neo, mendapati banyak rintihan-rintihan korban.
"Saya teriak. Saya teriak di situ banyak suara rintihan. Suara rintihan-rintihan. Sakit. Tolong,"katanya.
Aziz lalu menuju ke salah satu sumber suara yang ternyata adalah Haikal.
"Saya mendengar suara Haikal yang begitu dekat di depan saya. Lalu ada jenazah yang sedang sujud," katanya.
Haikal diketahui karena saat dia berteriak dan bertanya, apakah masih ada yang hidup, sang bocah itu langsung menjawab.
Aziz lalu menginterview Haikal untuk mengetahui kondisinya.
Aziz lalu teriak lagi untuk mengetahui apakah ada korban lainnya.
Ternyata ada Yusuf yang posisinya antara 6 m atau 8 m dari lokasi.
Saat itu, Aziz mau masuk dahulu ke posisi Haikal, ternyata tidak bisa karena aksesnya sangat sulit.
Akhirnya dia hanya bisa kontak suara dengan Haikal dan menghiburnya agar dia tidak depresi.
"Saya teriak terus, Apa yang sakit? Gimana keadaan kamu sambil saya hibur? biar korban ini tidak merasa ketakutan, tidak merasa depresi. Karena di situ banyak suara rintihan dari teman-teman. Banyak yang minta tolong kayak gitu. Terus jenazah itu juga ada di depan itu," katanya.
Aziz lalu meminta Haikal dan Yusuf untuk bersabar dan membaca salawat agar tidak ketakutan.
Karena posisi Haikal yang sulit, akhirnya diambil pilihan untuk menyelamatkan Yusuf lebih dahulu yang posisinya lebih terbuka.
"Jam 10 malam kita lubangi beton. Kita lubangi beton sampai pagi. Mas Neo memberi konsumsi suplai makanannya biar enggak kerasa nyaman, biar tidak lapar, tidak haus. Kasih roti, kasih minum biar tenang. Tenang ya Sup. Tenang," katanya.
Setelah itu Aziz memotong beton neser yang menghalangi Yusuf di lubang yang sudah dibuat Neo.
Saat mau dikeluarkan, Aziz sempat khawatir mengira Yusuf sudah meninggal karena dia tampak pulas tertidur sambil membawa Al Quran dan kopiah.
"Padahal saya menggunting, memotong beton nesor itu sangat keras bunyinya. Pas gitu. Yusuf, Yusuf coba bangun. Yusuf sudah sudah tidak ada respon. Saya nangis terus, saya nangis saya pikir saya kacau. Di samping kiri itu juga ada korban yang nangis-nangis minta tolong Yusuf.
Akhirnya saya tarik kepalanya itu, saya goyang-goyang. Yusuf, Yusuf. Akhirnya dia kaget.
Iya, Pak. Sabar ya. Bentar lagi kamu keluar. Tenang ya. Kamu mau minum? Iya, Pak.
Saya mau minum. Saya kasih minum. Terus lubang itu selesai," ungkap Aziz.
Setelah itu,Yusuf ditarik pelan-pelan dan akhirnya bisa keluar.
Sementara untuk Haikal, berhasil dikeluarkan tim BSG Basaras Spesial Group di hari Rabu karena posisinya sangat sulit.
Diakui Aziz, saat mau mengevakuasi Haikal terjadi pergerakan beton terus-terusan.
Posisi Haikal ditolong dengan satu jenazah di sampingnya, sehingga pergerakan beton tidak sampai mengenai Haikal.
"Kalau seandainya tidak ada jenazah ini, Allahualam," katanya.
Disinggung tentang aksinya menginterview yang dinilai memperlambat evakuasi, dikatkan Aziz, sesuai SOP memang demikian.
Menurutnya, dia bukan menginterview tapi menenangkan korban agar tidak panik dan depresi.
Selain itu juga untuk mengetahui kondisi korban sebenar-benarnya.
"Kita kan harus memastikan juga karena kita di butuh waktu yang sangat cepat kan itu eh golden time kami, golden time kami untuk segera cepat-cepat mengevakuasi korban tersebut dan interview itu untuk menenangkan si korban ini biar merasa tenang," katanya.
Diakui Aziz, jangankah korban, dia posisi itu dia dan tim SAR sampai menangis karena banyak suara rintihan dan meminta tolong.
"Terus geduk-geduk beton, terus mukul-mukul ee plat bondek itu. Tolong, Pak. Tolong kita nangis. Ingat bagaimana kalau di posisi itu adalah saudara kita," akunya.
Siapakah Abdul Aziz?
Dalam wawancara itu, Abdul Aziz mengaku baru bergabung dengan tim rescue Damkar Kota Surabaya sejak 13 bulan yang lalu.
Diakuinya, saat itu sebenarnya dia sudah mau pulang, setelah bekerja selama 12 jam.
Tapi, berhubung ada insiden ini, dia memutuskan tidak pulang hingga dua hari.
"Istri saya di rumah, ya nangis, ya, "Yok Opo keadaanmu?" "Ya wis, doakan aja suamimu ini hidup sama teman-temanku selamat. Ya wis, minta doanya aja," cerita Aziz.
Ini kali pertama dia mengevakuasi di reruntuhan gedung.
Aziz tidak menyangkal ada rasa takut saat melakukan evakuasi itu.
Namun dengan niat bismillah, dia akhirnya melakukan pekerjaan itu dengan sepenuh hati.
"Wis, dalam hati, bismillahirrahmanirrahim. Ya Allah, lindungilah saya dan teman-teman saya untuk menyelamatkan korban-korban ini yang masih hidup. Jika saya bisa menyelamatkan korban ini, beri kesempatan satu kali lagi." Saya selalu berdoa di situ. Selalu berdoa, fokus menyelamatkan korban ini," katanya.
Diakui Aziz, dibandingkan operasi penyelamatan yang dilakukan sebelumnya, kali ini lebih berat.
"Apalagi saya baru di tim rescue 13 bulan, baru pertama kali beroperasi di wilayah reruntuhan gedung seperti itu. Ditambah korban yang masih hidup teriak-teriak, "Tolong bantu saya, sakit.", katanya.
"Nah, itu yang bikin saya sempat down, sempat nangis. Ya Allah, tolonglah, tolonglah hamba-hamba ini, ya Allah. Saya selalu berdoa, berilah hamba kekuatan, ya Allah, untuk menolong, menolong umat-Mu ini, ya Allah. Amin," ungkapnya.
Meski menangis, Aziz mengaku tidak memperlihatkan ke para korban dan memilih menghibur mereka agar mereka tetap bersemangat dan tidak depresi.
Evakuasi Terus Berjalan

Memasuki hari ketujuh, Basarnas memutuskan memperpanjang operasi pencarian korban reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Minggu (5/10).
Waktu pencarian ditambah dua hingga tiga hari ke depan. Salah satu pertimbangannya masih banyak korban yang diduga tertimbun di bawah puing.
Begitu keputusan diambil, tim langsung kembali bekerja. Ambulans dan dapur umum masih siaga. Di sisi lain, masih banyak wali santri yang bertahan menginap di sekitaran asrama putri.
Direktur Operasi Basarnas Yudhi Bramantyo menyebut, pada pencarian hari Minggu, tim menemukan 19 korban.
Semuanya korban kondisinya telah meninggal dunia.
Dengan begitu, setelah dievakuasi jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur.
“Hari ketujuh ini kami lanjutkan. Artinya, operasi diperpanjang sampai semua korban benar-benar bisa kami temukan,” kata Yudhi.
Catatan Basarnas sampai sore menunjukkan, total korban sudah 149 orang.
Dari jumlah itu, 45 meninggal dunia. Sedangkan dua di antara 45 itu kondisinya berupa body part.
"Kemudian yang selamat 104. Kami lanjutkan pencarian seperti hari-hari yang lalu," ucapnya.
Untuk diketahui proses pencarian, tim dibagi jadi empat sektor.
Sektor A1 sisi depan bangunan yang masih tersambung dengan struktur utama.
Sektor A2 mencakup area tempat wudhu yang dipenuhi material runtuhan.
Sektor A3 di sisi timur dengan timbunan beton cukup tebal, sementara Sektor A4 meliputi bagian belakang yang terpisah dari bangunan utama.
Dua sektor terakhir, A3 dan A4, Yudhi menyebut menjadi titik paling banyak ditemukan korban.
Sejak Sabtu, dari area itu saja ditemukan 12 korban.
"Sejak kemarin sore hingga hari ini, kami fokus di antara sektor A3 dan A4. Rata-rata korban ditemukan di situ,” kata Yudhi.
Di lokasi tersebut, reruntuhan beton masih tebal dan sulit diangkat.
Di samping itu, bangunan berdempatan dengan gedung. Jika tidak hati-hati pembongkaran bisa memicu kerusakan di gedung lain.
Basarnas mengerahkan tiga alat berat untuk mempercepat pembongkaran. Hingga kini, pembersihan puing sudah mencapai sekitar 75 persen. (tony hermawan)
Abdul Aziz
Tim Rescue DPKP Surabaya
Ponpes Al Khoziny Ambruk
Korban Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk
Haikal
Eksklusif
Multiangle
Meaningful
SaksiKata
TribunBreakingNews
Running News
SURYA.co.id
Keberanian Menkeu Purbaya Tak Gentar Meski Dilarang Luhut Soal Pengalihan Anggaran MBG: Kita Potong |
![]() |
---|
Tabiat Mulia 2 Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny yang Baru Teridentifikasi, Ini Firasat Keluarganya |
![]() |
---|
Misteri Lain Kematian Arya Daru yang Bikin Keluarga Resah: Makam Diduga Dirusak, Keluarga Minta Ini |
![]() |
---|
3 Perlawanan Nadiem Makarim di Kasus Korupsi Chromebook: Sebut Cacat Prosedur, Didukung 12 Tokoh |
![]() |
---|
Apa Kabar Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi? Sudah Berjalan 5 Bulan, Polisi: Masih Berlanjut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.