Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Kisah Pasutri yang Mencari Anaknya yang Hilang Pasca-Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Pencarian Farhan, santri hilang dalam tragedi robohnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jatim, masih berlangsung. Keluarga terus menanti kabar.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
SANTRI HILANG - Foto Farhan (16) salah satu santri Ponpes Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang dikabarkan hilang saat tragedi ambruknya gedung bertingkat ponpes tersebut terjadi pada Senin (29/10/2025). Ayahanda Farhan, M Siam menunjukkan foto tersebut, Sabtu (4/10/2025) 

SURYA.CO.ID, SIDOARJO – Memasuki hari keenam pasca-insiden ambruknya gedung di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), seorang santri bernama Farhan (16) masih belum ditemukan. 

Tim SAR gabungan terus melakukan upaya evakuasi di lokasi kejadian, sejak gedung bertingkat yang tengah dibangun itu roboh saat para santri sedang menunaikan Salat Asar berjamaah pada Senin (29/9/2025) lalu.

Kedua orang tua Farhan, M Siam dan Sunaida, masih bertahan di Tenda Posko BPBD Jatim, Sabtu (4/10/2025), berharap mendapat kabar terbaru mengenai keberadaan putra sulung mereka. 

Informasi terakhir menyebutkan, semua jenazah korban yang ditemukan akan dievakuasi ke RS Bhayangkara Surabaya, yang ditunjuk sebagai Posko DVI.

“Dia anak pertama. Adiknya masih kelas 2 SD. Kami asli Bangkalan, tinggal di Kutisari Surabaya,” ujar M Siam saat ditemui di lokasi.

Baca juga: Ditemukan Potongan Tubuh, Korban Meninggal Jadi 17 Orang di Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Farhan Diduga Tertimbun Saat Salat Berjamaah

Beberapa santri yang selamat menyampaikan kesaksian, bahwa Farhan berada di barisan saf salat ketika bangunan ambruk. 

Musala yang menjadi tempat salat, berada di lantai dasar gedung baru yang masih dalam proses pembangunan tersebut.

Kendati sempat optimistis bahwa anaknya mungkin telah selamat dan dirawat di rumah sakit, harapan M Siam mulai pudar setelah menyisir tiga rumah sakit dan menemukan bahwa nama “Farhan” yang terdata sebagai korban selamat ternyata adalah santri lain, bukan putranya.

“Saya sempat temui anak bernama Farhan, tapi ternyata bukan anak saya. Usianya jauh lebih muda,” jelasnya.

Baca juga: Ambulans Jenazah Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Terus Berdatangan di RS Bhayangkara Surabaya

Kenangan Terakhir dan Harapan Keluarga

Terakhir kali M Siam melihat anaknya adalah saat sambang ke ponpes pada Sabtu malam (27/9/2025), dua hari sebelum terjadi tragedu. 

Farhan tampak sehat dan menikmati makanan kesukaannya, tumis cumi-cumi bumbu hitam yang dibawakan ibunya.

Farhan dikenal sebagai anak yang berprestasi dan mandiri. Ia sering meraih peringkat juara kelas, dan aktif bermain sepak bola di lingkungan rumahnya, di Kutisari.

“Dia itu anak pintar. Kalau naik kelas, selalu juara satu atau dua,” kenang M Siam.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved