Dalih Kontraktor Soal Lambatnya Proyek Pembangunan RSUD Sedati Sidoarjo : Tidak Ada Uang Muka

Proyek pembangunan RSUD Sedati Kabupaten Sidoarjo, Jatim, kembali menjadi sorotan karena berjalan lambat. 

Penulis: M Taufik | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/M Taufik
SIDAK - Bupati Sidoarjo Subandi bersama sejumlah pejabatnya saat inspeksi mendadak (sidak) proyek pembangunan RSUD Sedati di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (23/9/2025). Diketahui proyek itu berjalan lambat. 

SURYA.CO.ID, SIDOARJO - Proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sedati Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), senilai Rp 51,7 miliar kembali menjadi sorotan karena berjalan lambat. 

Dalih pihak kontraktor, penyebab keterlambatan karena tidak ada uang muka. 

Hal itu terungkap saat Bupati Sidoarjo Subandi melihat langsung pengerjaan proyek pembangunan rumah sakit di Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Selasa (23/9/2025).   

Dalam inspeksi mendadak (sidak) itu, diketahui bahwa pengerjaan proyek yang sudah berjalan 56 hari tersebut, baru mendapat 3,7 persen pekerjaan. 

Padahal, seharusnya bisa sampai 10 persen. Artinya, ada kekurangan sekitar 6,4 persen dalam progresnya. 

Proyek itu dikerjakan oleh PT Ardi Tekindo. Ketika ditanya tentang alasan keterlambatan, mereka berdalih kekurangan pembiayaan alias tidak memiliki modal yang cukup. 

“Kami tanyakan ke pihak yang mengerjakan, kenapa kok sampai terjadi keterlambatan itu? Jawabannya karena tidak ada uang muka. Nah, ini kan persoalan. Harusnya kontraktor yang sudah berpengalaman tidak sampai seperti itu,” kata Bupati Subandi saat di lokasi. 

Dia berharap, pekerjaan pembangunan rumah sakit tipe D itu dikebut, agar tidak sampai telat atau tidak sesuai harapan. 

Subandi juga mewanti-wanti kepada dinas agar terus melakukan evaluasi. 

"Kalau keterlambatan ini dibiarkan, kami kasihan sama pengelola anggarannya. Juga masyarakat yang dirugikan, karena rumah sakit tidak bisa selesai sesuai jadwal yang ditentukan," tegasnya. 

Jika dalam beberapa minggu ke depan tidak ada progres yang signifikan, Dinas Kesehatan (Dinkes) sebagai pengelola anggaran diminta untuk melakukan evaluasi, apakah akan tetap dilanjutkan atau tidak.

"Kami lihat ke depan, kalau terus mengkhawatirkan, ya sudah kami selesaikan (putus kontrak) saja. Daripada ke depan jadi persoalan," tegas Subandi. 

Ia mengaku, tidak mau proyek pembangunan rumah sakit itu gagal. Sebab, pelayanan kesehatan untuk masyarakat sangat diharapkan, pemerintah juga sudah mengalokasikan uangnya lewat APBD 2025. Kalau sampai gagal berarti semua dirugikan. 

Plt Kepala Dinkes Sidoarjo, dr Lakhsmie Herawati, menjelaskan jika proyek pembangunan RSUD Sedati dialokasikan sekitar Rp 51,7 miliar dari APBD 2024. 

Proyek tersebut, berjalan hingga 7 bulan atau mulai Juli sampai Desember 2025. 

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved