Momen Spesial Laga Ke-100 Kapten Bruno Di Persebaya vs Persis, Jadi Titik Balik?

Ringkasan Berita:

• Bruno akan menjalani laga ke-100 di kasta tertinggi sepak bola tanah air bersama Persebaya pada laga melawan Persis
• Bruno telah menjadi bagian penting dari tim selama empat musim, tampil konsisten dan menjadi figur sentral di lapangan.
• Namun tak sedikit pula yang menyindir soal minimnya gelar juara selama Bruno membela Persebaya.

SURYA.co.id Surabaya – Bruno Moreira akan mencatatkan penampilan ke-100 bersama Persebaya Surabaya saat menghadapi Persis Solo pada Minggu, 2 November 2025 di Stadion Gelora Bung Tomo.

Hal ini disampaikan akun instagram Persebaya Surabaya baru-baru ini. 

"Bruno akan menjalani laga ke-100 di kasta tertinggi sepak bola tanah air bersama Persebaya pada laga melawan Persis Minggu nanti, 2 November 2025. Slide pertama laga perdana Bruno bersama Persebaya melawan Persikabo pada Sabtu, 11 September 2021 Di Stadion Wibawa Mukti.Slide 2 laga ke-99 Bruno bersama Persebaya melawan PSBS pada 24 Oktober kemarin," tulis akun tersebut.

Laga ini menjadi tonggak penting bagi sang kapten, yang memulai debutnya bersama Bajul Ijo pada 11 September 2021 melawan Persikabo di Stadion Wibawa Mukti.

Bruno telah menjadi bagian penting dari tim selama empat musim, tampil konsisten dan menjadi figur sentral di lapangan.

Baca juga: Persebaya Kembali Diperkuat Dejan Tumbas Saat Hadapi Persis Solo di GBT

Namun, pencapaian ini justru memicu beragam komentar dari suporter di media sosial.

Sebagian besar memberikan apresiasi atas kesetiaan dan kontribusi Bruno selama ini.

“Kesetiaan itu bernama Bruno Moreira,” tulis salah satu akun, disambut ratusan suka.

Ada pula yang menyebut Bruno sebagai “nyawa Persebaya” dan “le99end” yang tak tergantikan.

Namun tak sedikit pula yang menyindir soal minimnya gelar juara selama Bruno membela Persebaya.

Baca juga: Sosok Mentereng Bernardo Tavares Bikin Bonek Kesengsem, Desak Manajeman Persebaya Bertindak

“100 laga tanpa gelar juara,” tulis akun lain, disertai emoji menangis dan tawa.

Komentar seperti “100 match, 0 trophy, 0 MVP Liga 1” dan “pecuma kalau nggak dapet trofi” ramai menghiasi kolom balasan.

Beberapa bahkan menyebut Bruno hanya berjaya saat diasuh pelatih yang bisa “merawatnya,” merujuk pada era Aji Santoso.

Fenomena “tutor” pun kembali muncul, jadi istilah khas suporter Persebaya untuk menyindir performa tim yang dianggap memberi pelajaran pahit.

“Persebaya siap ngasih tutor,” tulis akun lain, menyindir tren kekalahan dan minim prestasi.

Baca juga: Berita Persebaya Hari Ini: 4 Pilar Absen Emoh Kalah Di Kandang, Racikan Eduardo Perez Lawan Persis

Sorotan terhadap Performa Tim dan Pelatih

Di balik euforia 100 laga Bruno, sorotan tajam juga mengarah pada performa Persebaya secara keseluruhan.

Tim Bajul Ijo belum menunjukkan konsistensi di Super League musim ini, dan masih tertahan di papan tengah klasemen.

Kekalahan dari Persija Jakarta dan hasil imbang lawan PSBS Biak jadi pemicu kekecewaan suporter.

Komentar seperti “Edu out” dan “Persebaya kapan ganti pelatih?” muncul berulang kali di unggahan klub.

Beberapa menyebut nama pelatih lain seperti Tavares dan Jan Olde Riekerink sebagai alternatif.

Ada pula yang menyindir bahwa Persebaya kini hanya punya target “tidak telat bayar gaji pemain.”

Kritik juga diarahkan pada manajemen yang dianggap terlalu fokus pada konten media sosial ketimbang prestasi.

“Banyakin upload harus diimbangi banyakin gol dan kemenangan,” tulis seorang suporter.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pencapaian individu seperti Bruno tak cukup untuk meredam tuntutan kolektif dari pendukung.

Suporter ingin lebih dari sekadar momen simbolik—mereka ingin trofi, konsistensi, dan kebanggaan.l

Laga vs Persis Solo Jadi Titik Balik?

Laga melawan Persis Solo bisa menjadi titik balik bagi Persebaya dan Bruno Moreira.

Bruno sendiri mengaku optimistis bisa membawa tim meraih tiga poin di laga ke-100.

Persis Solo datang dengan modal buruk, kalah dari Persib Bandung meski unggul jumlah pemain.

Pelatih Peter de Roo tak bisa menyembunyikan kekecewaannya, menyebut timnya gagal mengontrol permainan.

“Kami tidak cukup menusuk dan tidak mengontrol ruang di depan bek tengah,” ucapnya usai laga.

Persebaya punya peluang besar untuk bangkit, apalagi bermain di kandang sendiri.

Namun absennya tiga pemain karena kartu merah dan satu cedera jadi tantangan tersendiri.

Bruno diprediksi akan kembali jadi motor serangan dan pemimpin di lapangan.

Jika mampu tampil maksimal dan membawa kemenangan, momen 100 laga bisa berubah jadi titik kebangkitan.

Sebaliknya, jika kembali gagal, bukan tak mungkin tekanan terhadap pelatih dan manajemen makin membesar.

Laga ini bukan sekadar duel biasa, tapi juga ujian mental, loyalitas, dan arah masa depan klub.