Berita Viral

Babak Baru Demo Pati, Dua Pentolan Aksi yang Tuntut Bupati Sudewo Malah Saling Lapor, Ini Pemicunya

Demonstrasi di Pati, Jawa Tengah kini memasuki babak baru. Dua pentolan aksi malah saling lapor ke polisi.

Tribun Jateng
DEMO PATI - Ilustrasi Demo Pati. Inilah Babak Baru Demo Pati, Dua Pentolan Aksi yang Tuntut Bupati Sudewo Malah Saling Lapor. 

Tidak tinggal diam, Supriyono melaporkan balik Yayak Gundul ke Polresta Pati. Ia menuduh akun TikTok Yayak Gundul Official menyebarkan ujaran kebencian, fitnah, serta berita bohong.

"Akun yang diduga milik Cahya Basuki alias Yayak Gundul itu postingannya penuh fitnah dan kebencian," kata Supriyono, Sabtu (27/9/2025).

Menurutnya, unggahan tersebut menyebut dirinya provokator hingga menuding donasi digunakan untuk judi online.

Selain itu, akun itu juga menampilkan percakapan WhatsApp palsu yang mencatut namanya dengan Ketua Pansus Hak Angket DPRD Pati, Teguh Bandang Waluyo.

"Padahal tidak benar itu. Saya tidak pernah chat seperti itu dengan Pak Bandang. Pihak kepolisian bisa cek di HP saya," ujarnya.

Supriyono juga melaporkan seorang advokat, Fatkhur Rahman, Direktur LBH Djoeang, atas dugaan menghasut melalui komentar di grup WhatsApp yang menyinggung foto anggota AMPB.

"Saya harap Kapolresta Pati dan jajarannya menindaklanjuti pengaduan kami dengan cepat, transparan, segera diproses di pengadilan, agar kami bisa membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah," lanjutnya.

Menanggapi laporan Yayak, Supriyono alias Botok menegaskan bahwa semua donasi digunakan untuk aksi demo di KPK RI pada 1 September 2025.

"Yang jelas kemarin itu penggalangan donasi, kan, untuk aksi demo warga Pati ke Gedung KPK RI di Jakarta. Tanggal 1 September ratusan pendemo dari Pati sudah melakukan aksi di Jakarta. Berarti kegiatan itu sudah terlaksana, bersumber dari penggalangan donasi," jelas Botok (16/9/2025).

Ia menyebut tuduhan penggelapan dana adalah hal yang keliru. Rincian penggunaan dana, menurutnya, telah dipublikasikan melalui media sosial.

"Sisanya juga masih ada. Tapi jumlah persisnya berapa saya kurang tahu. Karena saya pribadi selama ini tidak terlibat dalam rincian donasi. Itu teman-teman di lapangan.

Dan saya percaya penuh dengan teman-teman di lapangan. Laporan pertanggungjawaban juga sudah dibagikan (di medsos)," ucapnya.

Menyoal tudingan provokasi, Botok menegaskan bahwa kritik terhadap pejabat publik adalah hal yang wajar.

"Saya kira itu bukan provokasi. Itu, kan, kritik. Risiko pejabat ya dikritik, didemo. Kalau tidak siap ya jangan jadi bupati," tegasnya.

Kasus saling lapor antara Yayak Gundul dan Supriyono alias Botok sebenarnya memperlihatkan bagaimana konflik internal bisa menggerus perjuangan sebuah gerakan masyarakat.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved