Mobil Listrik

Insentif Mobil Listrik Tahun Depan dihapus, Jika Benar Harga Jual EV 30 Persen Lebih Mahal     

Pabrikan diminta mempercepat realisasi produksi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia. 

Editor: Wiwit Purwanto
PLN UID Jatim
Ilustrasi mobil listrik sedang melakukan pengisian bahan bakar listrik di SPKLU PLN. Tercatat selama masa arus mudik dan balik Lebaran 2025, transaksi SPKLU mengalami peningkatan hingga 5.000 kali. 

SURYA.CO.ID – Jika penghapusan insentif mobil listrik ini diberlakukan maka Harga mobil listrik (EV) tahun depan diperkirakan akan 20 sampai 30 persen lebih mahal karena Pemerintah sudah tidak lagi memberlakukan insentif subsidi pada pembelian mobil listrik baru mulai 2026.

Prediksi kenaikan harga itu akan terjadi jika agen pemegang merek (APM) mobil listrik belum siap merakit mobil-mobil listriknya secara lokal di Indonesia dan masih harus mendatangkan unitnya dari negara asal.

“Kalau pabrik belum siap dan kendaraan masih harus didatangkan dari negara asal, konsumen harus siap membayar lebih mahal, sekitar 20–30 persen,” kata pengamat otomotif Bebin Djuana dikutip Kontan, Minggu (21/9/2025) seperti dilansir Tribunnews.Com.

Keputusan pemerintah tidak memperpanjang pemberian insentif EV utuh atau completely built-up (CBU) akan berakhir pada Desember 2025 memang berpeluag mengerek harga jual mobil listrik yang selama ini diimpor APM.

Pabrikan diminta mempercepat realisasi produksi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia. 

Baca juga: Pajak Rendah Dibanding Kendaraan ICE, Pemprov Jatim Harap Mobil Listrik Kena Pajak Proporsional

Menurut Bebin Djuana, efisiensi produksi dalam negeri akan menentukan harga jual dan kunci utamanya terletak pada kesiapan masing-masing merek membangun lini produksi di Indonesia. 

Jika produksi lokal berjalan lancar dan efisien, harga jual bisa lebih kompetitif. Tapi jika efisiensi pabrik di Indonesia lebih rendah dari negara asalnya, biaya tambahan yang muncul akhirnya tetap akan dibebankan ke konsumen.

“Konsumen akan dengan mudah menilai harga versus kualitas produk, termasuk ketersediaan suku cadang lokal. Kalau kualitas tak sebanding dengan harga, pasar pasti merespons,” kata dia.

EV Segmen Bawah Paling Terdampak

Bebin menilai, segmen pasar EV menengah ke bawah berisiko menjadi yang paling terdampak jika harga kendaraan listrik melonjak karena daya beli segmen ini belum menunjukkan pemulihan. 

Baca juga: Mobil Listrik Honda N-ONE e:, Mini Car EV Resmi Mulai Dijual di Jepang

Yang perlu diingat, pembangunan pabrik kendaraan listrik dalam negeri membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Karena itu, menurutnya, pemerintah perlu memberi kelonggaran waktu agar produsen benar-benar siap memproduksi dengan standar setara negara asal. 

“Semata-mata agar pabrik di sini punya cukup waktu untuk mempersiapkan produk siap jual yang setara dengan negara asal,” kata Bebin Djuana.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Insentif Mobil Listrik Dihapus Tahun Depan, Harga Jual EV Bisa 30 Persen Lebih 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved