Berita Viral

Siapa Roni Ardiansyah? Kepsek SMPN 1 Prabumulih yang Dicopot Diduga Gara-gara Tegur Anak Pejabat

Siapa Roni Ardiansyah? Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih, Sumatera Selatan yang viral dicopot diduga gara-gara tegur anak pejabat.

Kolase youtube Tribun Sumsel dan instagram
KEPSEK DICOPOT - Kolase foto Roni Ardiansyah, Kepsek SMPN 1 Prabumulih yang Dicopot Diduga Gara-gara Tegur Anak Pejabat. 

SURYA.co.id - Nama Roni Ardiansyah, Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih, Sumatera Selatan, tengah ramai dibicarakan warganet.

Hal ini terjadi setelah rekaman perpisahannya bersama para siswa beredar luas di media sosial dan menyedot perhatian publik.

Video tersebut diunggah ulang oleh sejumlah akun Instagram, salah satunya @lets.talkandenjoy. Dalam tayangan itu, terlihat puluhan pelajar mengerubungi Roni.

Mereka saling berebut untuk bersalaman dan menyampaikan ucapan perpisahan kepada sang kepala sekolah.

Suasana pun penuh isak tangis, baik dari siswa maupun Roni sendiri yang tampak tak kuasa menahan air mata.

Isu yang berkembang menyebutkan, pencopotan Roni dilakukan secara mendadak.

Kabar beredar bahwa hal itu dipicu tegurannya kepada anak seorang pejabat yang membawa mobil ke dalam area sekolah dan memarkirkannya di lapangan, sehingga mengganggu aktivitas.

Hingga Selasa (16/9/2025), video momen perpisahan tersebut telah ditonton ribuan kali dan menuai beragam komentar dari pengguna media sosial.

Sosok Roni Ardiansyah

Melansir dari Tribunnews, Roni mulai menjabat Kepala SMPN 1 Prabumulih sejak Agustus 2023. 

Sebelumnya, ia memimpin SMPN 7 Prabumulih. Pria kelahiran 5 Januari itu juga dikenal aktif di luar dunia pendidikan, khususnya sebagai master of ceremony untuk acara pernikahan maupun event besar. Bahkan, ia pernah membawakan acara Malam Final Bujang Gadis Prabumulih 2022.

Lewat akun Instagram pribadinya @ardiansyah2664, Roni kerap membagikan aktivitasnya. Saat ini ia memiliki sekitar 6 ribu pengikut.

Sosok yang akrab dipanggil Mang Oniek ini juga mengantongi dua gelar akademik, yakni Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dan Magister Sains (M.Si.).

Klarifikasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Prabumulih, A Darmadi, membenarkan pencopotan Roni Ardiansyah dari jabatan kepala sekolah. Ia menegaskan bahwa mutasi adalah bagian dari dinamika organisasi.

"Mutasi itu hal biasa, bukan sesuatu yang luar biasa. Hari ini Pak Roni, besok-besok mungkin sekolah lain yang akan mengalami hal serupa," jelas Darmadi, dikutip dari TribunSumsel.com.

"Itu bagian dari penyegaran agar roda organisasi tetap berjalan dinamis," tambahnya.

Menurut Darmadi, Roni kini berstatus sebagai guru biasa dan akan ditempatkan di SMPN 13 Prabumulih. Proses administrasi untuk Surat Keputusan pemindahan sedang dilakukan.

Ia juga membantah isu bahwa pencopotan tersebut terkait teguran Roni kepada anak Wali Kota Prabumulih, H Arlan.

"Bukan karena itu, tapi banyak hal dan kalau saya sebutkan nanti justru membuat malu yang bersangkutan," ujarnya.

Lebih jauh, Darmadi mengungkapkan bahwa salah satu alasan mutasi berkaitan dengan kasus dugaan asusila di lingkungan SMPN 1.

"Banyak sebetulnya (alasannya), tapi salah satunya terkait yang viral chat mesum guru di bawah kepala sekolah itu di SMP Negeri 1 Prabumulih beberapa waktu lalu, kalau kita ungkap semua khawatir membuat malu beliau," tegasnya.

Peristiwa yang menimpa Roni Ardiansyah memperlihatkan bagaimana dinamika jabatan di lingkungan sekolah negeri bisa menjadi sorotan publik. Di satu sisi, mutasi memang wajar terjadi sebagai bentuk penyegaran organisasi.

Namun di sisi lain, momen perpisahan penuh haru antara Roni dan murid-muridnya memberi pesan bahwa seorang kepala sekolah bukan sekadar jabatan administratif, melainkan figur yang dekat dengan siswa.

Fenomena ini juga menunjukkan kekuatan media sosial dalam membentuk opini. Satu video singkat perpisahan mampu menggerakkan empati ribuan orang, bahkan memunculkan berbagai spekulasi. Publik akhirnya ikut terlibat, meski tidak semua tahu secara detail alasan mutasi yang sesungguhnya.

Terlepas dari kontroversi, ada pelajaran penting di balik kasus ini. Bahwa sosok pendidik yang mampu menanamkan kedekatan emosional dengan muridnya akan selalu dikenang.

Dan, di tengah hiruk-pikuk birokrasi, hubungan humanis antara guru, kepala sekolah, dan siswa adalah warisan yang jauh lebih berharga dibanding jabatan itu sendiri.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved