Berita Viral

Gelagat "Profesor" Reyhan Sebelum Demo Anarkis di Jakarta, Atur Bom Molotov lalu Sebar Info via WAG

Terungkap gelagat RAP yang dijuluki Profesor R atau Profesor Reyhan sebelum kerusuhan meletus saat demonstrasi di Jakarta. 

Editor: Musahadah
kolase kompas TV/tribunnews
PROVOKATOR - Profesor Reyhan yang disebut polisi membuat tutorial bom molotov dan mengatur letaknya saat aksi demonstrasi di Jakarta. 

SURYA.CO.ID - Terungkap gelagat RAP yang dijuluki Profesor R atau Profesor Reyhan sebelum kerusuhan meletus saat demonstrasi di Jakarta. 

Menurut polisi, Profesor Reyhan memiliki peran penting dalam kerusuhan yang terjadi.

Profesor Reyhan berperan membuat tutorial pembuatan bom molotov dan koordinator kurir-kurir bom molotov di lapangan.

Kanit 2 Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Gilang Prasetya mengungkapkan, dalam aksinya, Prof R menandai lokasi penyimpanan bom untuk digunakan massa aksi.

“Dari hasil analisis digital forensik, kami menemukan bahwa yang bersangkutan juga sebagai koordinator untuk menempatkan titik-titik di mana bom molotov bisa diambil," ujar Gilang dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Baca juga: Rekam Jejak Kombes Heri Setyawan, Ketua Sidang KKEP yang Pecat Kompol Cosmas di Kasus Tewasnya Affan

Menurut polisi, RAP mengarahkan agar bom molotov disimpan di sejumlah titik strategis, salah satunya di bawah Jembatan Semanggi, yang dianggap mudah dijangkau massa saat kerusuhan pecah.

Informasi titik penyimpanan itu kemudian disebarkan ke peserta aksi melalui grup WhatsApp (WAG).

"Itu di-upload melalui media mereka dan itu postingnya melalui di WA group. Kami juga sudah mendapatkan capture daripada percakapan tersebut. Jadi di mana titik-titik disimpan bom molotov tersebut itu disampaikan oleh tersangka RAP," ungkapnya.

Peran RAP disebut bagian dari skema yang lebih luas.

Sejumlah akun media sosial yang terafiliasi dengannya saling melengkapi, mulai dari menyebarkan ajakan, memberikan semangat, hingga mengatur jalur logistik di lapangan.

“Jadi ini bergerak secara terstruktur karena dari bukti-bukti grup WhatsApp, ada koordinator yang memang mengatur titik-titik, dan ada yang menyampaikan situasi terkini di lokasi aksi,” jelas Gilang.

Selain itu, jaringan RAP juga menyiapkan titik-titik pelarian (escape route) bagi massa jika terjadi bentrokan atau dorongan dari aparat kepolisian.

Selain Reyhan, Polda Metro Jaya juga menetapkan lima orang lainnya sebagai tersangka penghasutan aksi anarkis.

Mereka adalah Direktur Eksekutif Lokataru Foundation Delpedro Marhaen (DMR), Staf Lokataru Foundation Muzaffar Salim (MS), Admin akun instagram @gajayanmemanggil Syahdan Hussein (SH), Admin akun instagram @KA berinisial KA dan pemilik akun Tiktok berinisial FL.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan, para tersangka dijerat Pasal 160 KUHP dan atau pasal 87 jo 76 H ko 15 UU tentang Perlindungan Anak. Dan atau 45 A ayat 3 jo 28 UU ITE.

"Mereka disangkakan pasal tindak pidana menghasut orang lain untuk melakukan tindak pidana dan atau setiap orang dilarang merekrut atau memperalat anak dalam pelibatan peristiwa yang mengandung unsur kekerasan dan membiarkan anak tanpa perlindungan jiwa. Dan atau menyebarkan informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang diketahui memuat pemberitahuan bohong yang menimbulkan kerusuhan di masyarakat," kata Kobes Pol Ade Ary Syam dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya pada Selasa (2/9/2025). 

Ade memastikan para tersangka masih dilakukan pemeriksaan mendalam.

"Penyidikan harus dilakukan hati-hati, cermat, proporsional, profesional, terukur berdasarkan SOP yang berlaku," katanya. 

Penyidikan kasus ini berawal saat Satgas Gakkum Antianarkis Polda Metro Jaya monitoring tanggal 25 agustus hingga 28 agustus.

Diketahui banyak akun medsos, menyiarkan ajakan aksi anarkis. 

"Ada yang melakukan live inisial T sehingga memancing masyarakat khususnya pelajar dan atau anak-anak sekolah untuk datang ke gedung DPR RI, sehingga melakukan pidana, dan aksi anarkis, perusakan, pembakaran fasum, kendaraan bermotor, kantor, gedung dan aksi penjarahan," katanya. 

Ade lalu membeber peran masing-masing tersangka, yaitu: 

  • Delpedro Marhaen (DMR): berperan melakukan kolaborasi dengan akun-akun IG lainnya untuk menyebarkan ajakan pelajar agar jangan takut untuk aksi kita lawan bareng.
  • Muzaffar Salim (MS): berperan melakukan kolaborasi dengan akun IG lain untuk menyebarkan ajakan perusakan.
  • Syahdan Hussein (SH): berperan melakukan kolaborasi dengan akun IG untuk ajakan perusakan.
  • KA: berperan melakukan kolab akun IG untuk menyebarkan ajakan perusakan
  • RAP: berperan membuat tutorial pembuatan bom molotov dan koordinator kurir-kurir bom molotov di lapangan.

FL (perempuan) berperan menyiarkan langsung atau live dan mengajak pelajar untuk turun pada tanggal 25 Agustus 2025. 

Akibat peran admin-admin media sosial ini lah, akhirnya para pelajar dan anak-anak mendatangi gedung DPR RI hingga melakukan aksi anarkis.  

"Padahal saat Kapolres Metro Jakarta Pusat sudah memberikan imbauan merea tidak seharusnya di tempat ini, tempat yang sangat rawan,"ungkapnya. 

Amnesty Internasional Serukan Cari Dalang Aksi

DEMO - Mahasiswa gabungan dari sejumlah kampus terlibat bentrok dengan polisi saat demonstrasi di sekitar Jalan Semanggi Jakarta dekat Polda Metro Jaya, Jumat (29/8/2025).
DEMO - Mahasiswa gabungan dari sejumlah kampus terlibat bentrok dengan polisi saat demonstrasi di sekitar Jalan Semanggi Jakarta dekat Polda Metro Jaya, Jumat (29/8/2025). (Tribunnews Herudin)

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mendesak kepolisian untuk fokus dalam mencari dalang kerusuhan yang menyusupi demonstrasi yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Sebab, dalang atau perusuh itulah yang sebenarnya melakukan perusakan terhadap sejumlah fasilitas umum (fasum) di sekitar aksi demonstrasi.

"Harusnya kan yang diperlihatkan oleh pihak kepolisian, misalnya ya adalah orang-orang yang benar-benar menyulut kerusuhan, membakar fasilitas umum," ujar Usman dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Rabu (3/9/2025). 

Untuk itu, ia mendorong Polri membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang bertugas menyelidiki dalang kerusuhan demonstrasi pada akhir Agustus 2025.

Polri dapat menggandeng tokoh masyarakat, lembaga independen, dan pakar dalam mencari tahu penyebab kerusuhan yang berakibat rusaknya sejumlah fasilitas umum. 

"Sehingga kita sama-sama bisa mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Saya kira ada yang memang organik, ada yang tidak," ujar Usman.

Usman pun menyorot sejumlah aksi penjarahan rumah pejabat negara yang diduganya tidak organik dilakukan masyarakat. 

Pasalnya terdapat kejanggalan, ketika massa dengan mudahnya merangsek masuk dan menjarah kediaman seseorang yang notabenenya merupakan pejabat publik.

"Ada juga yang mencurigakan, misalnya kenapa sampai rumah Sri Mulyani atau rumah anggota dewan bisa begitu mudah diserang di dini hari misalnya," ujar Usman.

Aksi penjarahan tersebut tentu berbeda dengan kemarahan massa setelah peristiwa kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri yang melindas Affan Kurniawan hingga meninggal dunia.

Menurutnya, kemarahan massa yang mendatangi Mako Brimob Kwitang merupakan sesuatu yang sifatnya organik.

"Yang organik itu misalnya ketika kejadian Affan Kurniawan, itu kan benar-benar orang semua marah dan banyak yang spontan datang ke misalnya Mako Brimob," ujar Usman.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, polisi akan bergerak berdasarkan data yang didapat untuk menginvestigasi kerusuhan yang terjadi pada waktu belakangan ini.

Sigit pun menegaskan bahwa polisi bakal terus mencari siapa pelaku yang membiayai kerusuhan yang terjadi beberapa hari belakangan ini.

"Akan terus kita cari baik pelaku di lapangan, aktornya, siapa yang membiayai, semua akan kita cari," ujar Sigit saat ditemui di RS Polri, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025).

Sigit memastikan bahwa Polri akan menangkap dan menindak para pelaku kerusuhan.

Ia lantas mengucapkan terima kasih dan memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada Presiden Prabowo Subianto.

Dia menekankan bahwa Polri akan menindaklanjuti arahan Prabowo untuk mengembalikan situasi keamanan.

"Mengembalikan situasi yang ada, sehingga masyarakat bisa kembali melaksanakan kegiatannya, perekonomian bisa kembali tumbuh," ujar Sigit.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amnesty Dorong Pembentukan Tim Pencari Fakta, Selidiki Dalang Kerusuhan Demo"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved