Berita Viral

Sosok Anthony Tan, Bos Grab yang Jauh-Jauh Terbang ke Makassar Demi Temui Keluarga Dandi Driver Ojol

Inilah sosok CEO Grab, Anthony Tan, yang jauh-jauh dari Singapura ke Makassar demi menyampaikan belasungkawa kepada pihak keluarga Dandi

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas.com Reza Rifaldi/Instagram Rieke Diah Pitaloka
SOSOK - (kiri) Group CEO & Co-Founder Grab, Anthony Tan, menemui Saerah, ibu dari almarhum Dandi, driver ojek online (ojol) yang tewas dikeroyok demonstran, Senin (1/9/2025). (kanan) Foto Dandi semasa hidup 

“Mas Dandi adalah tulang punggung keluarga. Kami ingin membantu agar roda ekonomi mereka tetap berjalan,” ujarnya.

Grab juga memperkuat perlindungan bagi mitra lainnya dengan meluncurkan Gercep (Grab Respon Cepat), layanan darurat untuk driver yang menghadapi situasi rawan.

“Kami berdiri bersama mitra kami. Kami mohon doa untuk para driver lain yang masih berjuang di rumah sakit, semoga lekas pulih,” tutup Tirza.

Sosok Anthony Tan

Anthony Tan dikenal sebagai sosok pengusaha visioner asal Malaysia.

Pria kelahiran Kuala Lumpur, Malaysia pada 1982 ini terlahir dari keluarga pebisnis otomotif besar Tan Chong Group.

Alih-alih meneruskan bisnis keluarga, ia memilih keluar dari zona nyaman dan membangun jalur baru yang berfokus pada solusi sosial.

Ia menempuh pendidikan S1 Ekonomi dan Kebijakan Publik di University of Chicago. Kemudian melanjutkan studi MBA di Harvard Business School (HBS).

Pada 2011, ia bersama Tan Hooi Ling menggagas ide layanan pemesanan taksi berbasis aplikasi. Ide ini terinspirasi dari buruknya layanan taksi di Malaysia dan berhasil meraih runner-up di ajang HBS New Venture Competition.

Dengan pendanaan awal US$25.000, lahirlah MyTeksi di Kuala Lumpur pada 2012. Dari titik ini, perjalanan Anthony Tan menuju dunia startup teknologi Asia Tenggara dimulai.

Perjalanan bisnis Anthony Tan penuh keberanian.

Dari MyTeksi, aplikasi ini berkembang menjadi GrabTaxi, lalu melebar ke Filipina, Singapura, Thailand, Indonesia, dan Vietnam. Pada 2016, pusat operasional pindah ke Singapura. Nama resminya berubah menjadi Grab.

Grab tidak hanya jadi layanan transportasi online. Di bawah kepemimpinannya, Grab tumbuh menjadi super-app dengan layanan luas.

Ada GrabFood untuk makanan, GrabPay untuk pembayaran digital, hingga GrabKios untuk dukungan usaha kecil. Pada 2018, Grab bahkan mengakuisisi aset Uber di Asia Tenggara.

Langkah-langkah itu menjadikan Grab sebagai unicorn Asia Tenggara pertama pada 2015. Kemudian melantai di Nasdaq lewat IPO bernilai sekitar US$40 miliar pada Desember 2021.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved