FK UC Surabaya Ungkap Sering Makan Sambal Beresiko Diabetes, Ibu Berperan Siapkan Menu Sehat

“Ibu punya peran penting menyiapkan menu keluarga. Dengan ibu yang sehat, satu keluarga bahkan satu lingkungan bisa sehat,” tegasnya.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Deddy Humana
FK Universitas Ciputra Surabaya
PENCEGAHAN DIABETES - Para pemateri dari FK Universitas Ciputra dan International Islamic University Malaysia (IIUM) berfoto usai acara edukasi pencegahan diabeste di Puskesmas Made Surabaya, Sabtu (23/8/2025). 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA – Banyak warga Surabaya baru menyadari beresiko terkena diabetes setelah mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis di Puskesmas Made Surabaya, Sabtu (23/8/2028).

Kegiatan skrinning dan edukasi kesehatan ini digelar oleh Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra (FK UC) Surabaya.

Bertema “Memberdayakan Komunitas Mencegah Diabetes: Strategi Intervensi Gaya Hidup dan Dukungan Kesehatan Holistik”, kegiatan ini diikuti sekitar 100 peserta, mayoritas kader PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan masyarakat dengan resiko tinggi diabetes.

Hasilnya, lebih dari 50 persen peserta memiliki kadar gula darah acak di atas 200 mg/dl, yang merupakan salah satu indikasi diabetes meski sebelumnya tidak pernah terdiagnosis.

“Banyak orang tidak tahu ia sudah punya tanda diabetes. Padahal deteksi dini sangat penting agar tidak jatuh pada komplikasi,” jelas dr Florence Pribadi, M Si, dosen sekaligus Wakil Dekan FK UC, Sabtu (23/8/2025).

Menurut Florence, pergeseran gaya hidup menyebabkan kasus diabetes kini makin banyak ditemukan pada usia muda.

Ia menyebut, dengan gaya hidup tidak sehat dan kebiasaaan kecil yang kurang disadari dapat memicu penyakit dan memperberat faktor resiko. Salah satunya makanan sehari-hari seperti sambal.

Para ibu memiliki peran penting dalam menyiapkan menu makanan sehari-hari, menjaga jenis makanan yang dikonsumsi, serta jumlah porsi dan jadwal makan.

“Ibu punya peran penting menyiapkan menu keluarga. Dengan ibu yang sehat, satu keluarga bahkan satu lingkungan bisa sehat,” tegasnya.

Sementara dr Maria Jessica Rachman, M Si menambahkan, diabetes yang tidak terkontrol bisa memicu komplikasi serius, mulai dari retinopati hingga resiko amputasi. Karena itu deteksi dini sebaiknya dilakukan sejak usia 18 tahun.

“Minimal setahun sekali, misalnya di hari ulang tahun, gunakan kesempatan pemeriksaan kesehatan gratis pemerintah,” ujar Maria.

Dalam kegiatan ini turut hadir Prof Dr Mohd Aznan Bin Md Aris dan Assoc Prof Dr Maizura Binti Mohd Zainudin dari International Islamic University Malaysia (IIUM).

Mereka menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk pencegahan diabetes. Edukasi berbasis komunitas dinilai efektif karena lebih mudah diterima warga dibanding hanya lewat paparan teori.

Maizura menyebut, mengedukasi pencegahan diabetes pada masyarakat memang memiliki tantangan. Apalagi mengajak masyarakat untuk memperhatikan pola makan. 

Namun ia mengapresiasi masyarakat lingkungan Puskesmas Made yang antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved