Bergabung Dalam Program MBG, Office Boy di SPPG Bangkalan Bak Hidup Kembali Setelah 2 Tahun Nganggur

SPPG Bungsang lebih memberikan ruang seluas-luasnya untuk masyarakat sekitar agar bisa bergabung sebagai tenaga kerja.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol
KERJA MULIA - Abdullah Yasin (21), warga Dusun Bungsung, Kelurahan Mlajah, Kota Bangkalan menjadi salah seorang warga yang dipekerjakan di SPPG Bungsang untuk dipekerjakan. Ia lepas dari pengangguran dua tahun setelah lulus dari sekolah menengah atas, Rabu (15/10/2025). 


SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Abdullah Yasin bergegas melangkah di persawahan dekat tempat tinggalnya di Kelurahan Mlajah, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan, Rabu (15/10/2025).

Bujangan berusia 21 tahun itu seperti mendapat spirit baru pagi itu ketika menuju dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bungsang.

Ya, SPPG Bungsang merupakan dapur penyedia menu Makan Bergizi Gratis (MBG) sebanyak 3.608 porsi per hari untuk para siswa dari beberapa sekolah di wilayah itu.

MBG menjadi program penting dalam perbaikan gizi para anak didik di daerah, dan Abdullah menjadi bagian dari teamwork yang secara tidak langsung membantu meningkatkan kualitas gizi untuk masa depan generasi penerus itu.

MBG yang menghidupkan SPPG tidak hanya menambah kualitas makanan untuk anak-anak sekolah, dampak berantainya adalah memutar perekonomian daerah.

Kemudian menghidupkan mata pencaharian para penyedia bahan pangan, dan yang tidak kalah penting adalah membuka peluang kerja.

Bagi Abdullah, bekerja di SPPG menjadi pijakan penuh harap bagi masa depannya juga. Maklum, ia sudah dua tahun menganggur sejak lulus dari SMKN 2 Bangkalan tahun 2022 silam.

Saat ketrampilannya dari jurusan Arsitek yang didapatnya di sekolah tidak tersalurkan, lowongan sebagai office boy di dapur SPPG Bungsang tidak dianggap deviasi kompetensi. Melainkan sebuah cara lain untuk berkembang.

Ia mengaku bersyukur setelah diterima sebagai office boy di dapur SPPG itu. Di tempat kerja barunya, ia cepat membaur karena mudah akrab dengan semua rekan kerjanya. Ia dikenal sebagai sosok humble dan periang. 

Saat menuju ruang lokernya, langkah ia kerap terhenti sejenak untuk sekedar menyapa atau bersenda gurau.

“Alhamdulilah, saya sudah dua bulan bekerja sebagai cleaning service sejak dapur SPPG ini berdiri,” ungkap Abdullah sambil mengenakan apron berikut penutup kepala dan masker di ruang lokernya.

Setelah mengenakan 'seragam tempur', Abdullah langsung mengambil peralatan kebersihan yang berada di ruangan depan sisi kanan ruang lokernya. Kotoran debu di seluruh sudut ruangan dapur SPPG Bungsang tak luput dari perhatiannya.

Abdullah menuturkan bagaimana sulitnya mencari pekerjaan setelah lulus sekolah. Untuk mengisi waktu luang karena menganggur, ia kadang bekerja sebagai tukang las dan sesekali bekerja di bengkel motor.

“Bekerja seadanya, serabutan. Keberadaan dapur SPPG sangat membantu, bagi anak muda bisa menjadi peluang kerja. Di sini untuk cleaning servis dibayar Rp 115.000 per hari dan sepekan libur dua kali. Alhamdulillah bisa membantu perekonomian keluarga, membantu bapak-ibu, dan adik yang masih sekolah di MTs,” pungkasnya.

Mitra SPPD Bungsang, Anna Fatimah Zahratus Nisa’ mengungkapkan, antusiasme pelamar sangat tinggi saat tahapan rekrutmen mulai dibuka.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved