Siswa di Bangkalan Tampak Ragu Menyantap Menu MBG Usai Temuan Belatung dan Ulat, Wabup Fauzan Sidak

Sidak kualitas menu MBG di Bangkalan, Madura, Jatim, dilakukan Wabup Bangkalan Moch Fauzan Jafar, seusai temuan menu MBG berbelatung dan berulat.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Ahmad Faisol
PASTIKAN MBG AMAN - Wakil Bupati Bangkalan Moch Fauzan Jafar periksa menu MBG dalam kegiatan inspeksi mendadak di SDN Mlajah 2, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (24/9/2025). Dalam 2 pekan terakhir. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Inspeksi mendadak (sidak) kualitas menu Makan Gizi Gratis (MBG) dilakukan Wakil Bupati (Wabup) Bangkalan Moch Fauzan Jafar di SD Mlajah 2, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur (Jatim), Rabu (24/9/2025). 

Kehadiran Wabup Fauzan, bersamaan dengan kedatangan mobil boks pengangkut 524 porsi menu MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Martajasah.

Turun dari mobil, Wabup Fauzan langsung memasuki salah satu ruang guru yang dijadikan tempat penampungan ratusan porsi menu MBG. 

Setelah membuka penutup food tray, Fauzan mencium aroma dari sajian menu MBG yang terdiri dari nasi, ayam goreng, sayur tumis jagung dan sawi serta tiga butir buah anggur.

Di tengah antusias siswa menyambut pembagian ratusan porsi MBG di masing-masing kelas, seorang siswi tampak bingung dan cenderung ragu untuk menyantap menu MBG tersebut. 

Dengan posisi penutup food tray sudah terbuka, siswi itu tampak masih memilah gundukan nasi menggunakan sendok di hadapan seorang temannya. Sementara, teman sebangkunya langsung lahap menyantap menu MBG.

Wabup Fauzan mengungkapkan, kehadiran dirinya ke SDN Mlajah 2 itu, merupakan salah satu upaya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan untuk terus mengawal program prioritas nasional itu, dengan harapan nantinya tidak sampai terjadi framing negatif. Sehingga berdampak menimbulkan ketakutan para siswa untuk memakan menu MBG.

“Program MBG ini sangat mulia, harus terus kami kawal, jangan sampai nanti terjadi framing. Jangan sampai program yang baik dan mulia ini terganggu dengan hal-hal yang mestinya tidak terjadi,” harap Fauzan.

Dalam 2 pekan terakhir, rentetan permasalahan kualitas menu MBG di Kabupaten Bangkalan terus menggelinding hingga menjadi sorotan publik. 

Dimulai dengan penarikan ribuan porsi menu MBG, karena berbau amis pada Selasa (16/9/2025).

Disusul kemunculan belatung pada menu MBG distribusi SPPG JK Restu Bumi Anyar, yang didistribusikan ke SDN Bumi Anyar 1 dan SD Paseseh 1, Kecamatan Tanjung Bumi pada Jumat (19/9/2025). 

Terbaru, ditemukan ulat merayap pada dinding food tray yang direkam warga melalui kamera video ponsel, dan disebarluaskan pada Selasa (23/9/2025).

Kondisi itu, langsung direspons tegas oleh Satgas MGB Pemkab Bangkalan yang dipimpin Dr Bambang Budi Mustika.

Barisan SPPG dipanggil, mulai dari SPPG JK Restu Bumi Anyar hingga Koordinator Wilayah SPPG Kabupaten, untuk dimintai keterangan dalam rapat klarifikasi yang digelar di kantor pemkab setempat pada Selasa (23/9/2025) siang.

Hasil rapat menguak sejumlah fakta, keberadaan belatung pada menu MBG distribusi Jumat untuk SDN Bumi Anyar dan SDN Paseseh 1, berasal dari lalat yang hinggap dan bertelur. 

Sementara, ulat yang muncul pada menu MBG pada Selasa kemarin, diduga karena proses pencucian sayur yang kurang bersih.

Fakta lain juga terungkap, bahwa petugas gizi yang biasa disebut dengan ahli gizi MBG, ternyata belum pernah mendapatkan pelatihan. 

Karena itu, Satgas MBG Pemkab Bangkalan dalam rapat kemarin menghadirkan Dinas Kesehatan, untuk nantinya dijadikan narasumber dalam pelatihan kepada semua petugas gizi MBG se Kabupaten Bangkalan

“Kepada orang tua, menu makanan yang dikirim SPPG ke sekolah-sekolah telah melalui proses pemantauan yang cukup ketat. Artinya, ada SOP pada SPPG yang sudah ditetapkan oleh BGN (Badan Gizi Nasional). Jadi jangan sampai ada kekhawatiran akan terjadi menu MBG basi dan sebagainya, sepanjang SOP dijalankan dengan ketat,” tegas Fauzan.

Hasil dari sidak pagi itu, Fauzan mendapatkan kualitas menu MBG yang bagus dengan komposisi seimbang. 

“Alhamdulillah ternyata isu-isu bahwa menu makanan yang dikirim SPPG ke sekolah-sekolah banyak yang basi dan ada ulatnya, itu hanya terjadi di salah satu saja (sekolah), tidak semua,” pungkas Fauzan. 

Sejauh ini, distribusi MBG ke sekolah-sekolah belum sepenuhnya merata, karena jumlah sebaran SPPG di Kabupaten Bangkalan masih berjumlah 16 unit. 

Salah satu sekolah yang hingga saat ini belum menerima MBG yakni SDN Kemayoran I, Kota Bangkalan.

Ketua Komite SDN Kemayoran I, Abd Rahem, mengaku dirinya merasa khawatir, karena sekolah tempat dua anaknya belajar hingga sejauh ini belum mendapatkan distribusi menu MBG. 

Ia berharap dapur SPPG harus memperhatikan higienitas dan sesuai SOP dari BGN.

“Di Bangkalan sudah banyak terjadi masalah MBG, ada yang berbau basi, hingga ada ulat. MBG ini tujuannya baik agar anak pintar dan sehat, tetapi kalau sampai ada yang keracunan bukan malah baik, tetapi menjadi masalah bagi orang tua,” singkat Rahem.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved