Minta Jaringan Listrik, Warga Bekas Perkebunan Kaligentong Emosional Saat Temui Bupati Tulungagung
Mereka menindaklanjuti audiensi sehari sebelumnya di Ruang Aspirasi DPRD Tulungagung dengan Ketua dan pimpinan DPRD Tulungagung.
Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Belasan perwakilan warga dari 5 desa bekas Perkebunan Kaligentong Tulungagung kembali mendatangi DPRD Tulungagung, Kamis (18/9/2025).
Lima desa itu adalah Desa Rejosari dan Desa Kalibatur di Kecamatan Kalidawir, Desa Kaligentong dan Desa Panggungkalak di Pucanglaban, sera Desa Kersikan, Kecamatan Tanggung.
Mereka menindaklanjuti audiensi sehari sebelumnya di Ruang Aspirasi DPRD Tulungagung dengan Ketua dan pimpinan DPRD Tulungagung.
Namun kali ini perwakilan warga diterima langsung Bupati Gatut Sunu Wibowo dan Wakil Bupati, Ahmad Baharudin. Warga mengeluhkan karena sudah puluhan tahun tidak bisa mengakses layanan listrik PLN.
Situasi ini karena secara hukum, lahan yang mereka tempati berstatus tanah TNI AD, dalam hal ini Kodam V/Brawijaya.
Dialog berlangsung dengan suasana panas, karena warga mencurahkan kepedihannya karena merasa dianaktirikan negara. Salah satu warga, Mahfud, mengatakan sebenarnya warga nyaris mendapatkan layanan sambungan listrik PLN.
Bahkan instalasi sudah dibuat dan KWH meter (meteran listrik) sudah dipasang, tinggal mengalirkan daya dari tiang. “Namun pada akhirnya gagal, karena PLN mendapat peringatan dari TNI. PLN takut,” ungkap Mahfud.
Warga pun mendesak Bupati Tulungagung untuk bersikap tegas membantu rakyat mengakses listrik PLN. Bupati dengan nada merendah, menggunakan bahasa Jawa halus berusaha menampung aspirasi warga.
Bupati berjanji akan membantu semua keluhan warga, namun tetap wajib menghormati hukum yang berlaku.
Warga pun meminta bupati menandatangani petisi yang mengharap DPRD Tulungagung dan Bupati Tulungagung membantu akses listrik yang belum merata di desa mereka.
Selain itu warga juga meminta perbaikan jalan yang rusak parah di desa mereka. Pertemuan berakhir setelah Bupati berjanji memperjuangkan semua keluhan warga. “Solusinya, bupati akan membawa masalah ini ke kementerian terkait,” ucap Mahfud.
Bupati Gatut Sunu Wibowo mengaku akan berangkat ke Jakarta untuk memperjuangkan aspirasi warga bekas perkebunan Kaligentong ini.
Secara khusus bupati akan ke DPR RI untuk minta ikut dikawal agar mendapatkan solusi, selain ke Kementerian terkait.
Mantan Wakil Bupati ini mengaku turut merasa trenyuh, karena permasalahan ini berlangsung sangat lama. “Mohon doa restunya, semoga aspirasi ini bisa direalisasikan pemerintah pusat,” ujar Gatut.
Bupati juga akan berkomunikasi dengan Kodam V/Brawijaya selaku pemilik lahan. Langkah ini akan dilakukan setelah berkonsultasi dengan pemerintah pusat dan DPR RI.
Terkait kerusakan jalan yang dikeluhkan warga, Bupati berjanji akan merencanakan pembangunan, dengan catatan status jalan itu milik Pemkab Tulungagung.
“Asal itu jalannya Pemkab, pasti akan kami bangun. Tentunya menyesuaikan kemampuan anggaran dan perencanaan,” tegasnya.
Selama ini warga di bekas Perkebunan Kaligentong nyaris hidup tanpa daya listrik. Mereka harus menyalurkan daya listrik dari rumah kerabat yang jaraknya jauh. Akibatnya aliran listrik hanya bisa untuk penerangan 3-4 lampu, tidak bisa untuk peralatan elektronik lain.
Penjelasan perwakilan PLN, permukiman di lahan TNI bisa dilayani sambungan listrik jika mendapat rekomendasi pihak pemilik tanah.
Sebelumnya bekas area perkebunan Kaligentong ini pernah menjadi obyek sengketa antara warga dan Kodam V/Brawijaya. Namun proses hukum di pengadilan memutuskan lahan itu milik TNI AD.
Kabarnya lokasi ini bakal dibangun markas batalyon baru, masuk dalam perencanaan yang disampaikan Presiden Prabowo. Meski demikian warga masih tinggal di lahan yang sudah mereka tempati puluhan tahun itu. *****
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/petisi-warga-Tulungagung.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.