Korban Perampokan di Nganjuk Video Call Anak Kedua, Ternyata Percakapan Terakhir Sebelum Berpulang

Bukannya berfirasat, Mira tidak menyangka video call tersebut rupanya percakapan terakhirnya dengan sang ibunda

surya/Danendra Kusumawardana (Danendra)
KENANGAN KORBAN - Mira Aji Pangestu (22) menunjukkan tangkapan layar saat ia terakhir kali melakukan video call dengan ibunya, sehari sebelum perampokan di Nganjuk, Rabu (20/8/2025). 

SURYA.CO.ID, NGANJUK - Perampokan yang berujung meninggalnya , Enik Mulya Ningsih (55) di Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jumat (15/8/2025) lalu, menyisakan kepedihan di hati anak-anaknya.

Salah satunya Mira Aji Pangestu (22), anak kedua Enik. Mira mengaku sempat mendapat panggilan video (video call) dari ibunya sehari sebelum perampokan

Bukannya berfirasat, Mira tidak menyangka video call tersebut rupanya percakapan terakhirnya dengan sang ibunda.

Enik meninggal dunia akibat luka parah, diduga dianiaya pelaku perampokan di rumahnya. Enik meninggal saat dirawat intensif di RSUD Kabupaten Jombang, Selasa (19/8/2025). 

Mira mengatakan, ibunya menghubunginya, Kamis (14/8/2025). Di dalam sambungan panggilan video, sang ibu curhat mengenai rencana membeli tanah dan rumah. 

Enik sudah menyiapkan uang Rp 150 juta yang dikumpulkan dari hasil menjual perhiasan dan menabung. Tetapi esoknya, uang itu amblas dirampok. 

"Ibu bercerita akan membeli tanah dan rumah. Ibu tanya kepada saya terkait pembayarannya," ungkap Mira kepada SURYA, Rabu (20/8/2025). 

Mira mengungkapkan, panggilan video tersebut berlangsung 24 menit. Ia juga menangkap layar panggilan video itu.

Ia mengaku, sang ibu sering meneleponnya apalagi saat ini Mira bekerja di Surabaya.  Mira adalah anak kedua dari pasangan Jumaji dan Enik. Pasutri itu memiliki tiga orang anak. 

Selama ini yang masih tinggal di rumah di Nganjuk adalah Jumaji, Enik, dan anak bungsunya. "Ibu sudah tiada. Saya dan keluarga sangat kehilangan," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. 

Mira menyebut, Enik merupakan sosok ibu yang sabar mendidik anak-anaknya. Ditambah lagi, Enik adalah pribadi penyayang keluarga. 

"Kami berharap petugas kepolisian bisa cepat mengungkap kejadian ini dan mengamankan pelakunya," harapnya. 

Dugaan kasus perampokan ini diperkirakan Jumaji terjadi Jumat (15/8/2025) malam saat Enik sedang berada di dalam rumah sendirian, di Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot.

Dalam perampokan itu, uang sebesar Rp 150 juta milik Enik hasil menjual perhiasan, hilang dibawa perampok. Bahkan pelaku masih tega menyiksa wanita itu sampai mengalami luka parah. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved