Jatim Kembali Jadi Tuan Rumah FESyar 2025, Khofifah Targetkan Transaksi Perdagangan Rp10 Miliar

Gubernur Khofifah membuka Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2025 regional Jawa di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: irwan sy
Pemprov Jatim
FESTIVAL EKONOMI SYARIAH - Gubernur Khofifah Indar Parawansa membuka Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2025 regional Jawa di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (12/9/2025). Melalu ajang ini, Gubernur Khofifah menargetkan mencetak transaksi perdagangan Rp10 Miliar. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Gubernur Khofifah Indar Parawansa membuka Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2025 regional Jawa di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (12/9/2025).

Mengusung tema 'Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Regional' Jatim lagi-lagi dipilih untuk menjadi tuan rumah.

Gubernur Khofifah secara khusus menekankan FESyar 2025 buka hanya agenda seremonial tahunan, melainkan sebagai gerakan sosial-ekonomi lintas sektor yang hidup di tengah masyarakat.

Sebab, FESyar dapat menjadi gerakan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, mengubah paradigma dari sekadar transaksi halal ke gaya hidup halal (halal lifestyle), sekaligus mendorong lahirnya budaya ekonomi umat yang produktif, mandiri dan adaptif terhadap era digital.

"Mari kita jadikan FESyar 2025 sebagai momentum memperkuat stabilitas ekonomi sekaligus menyalakan transformasi digital yang berlandaskan nilai-nilai syariah demi terwujudnya masyarakat Jawa Timur dan Indonesia yang semakin sejahtera dan bermartabat," jelasnya.

Sejauh ini, kata Khofifah, Jawa Timur memantapkan diri sebagai Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah Nasional.

Posisi ini didukung jumlah populasi penduduk yang mencapai 42,09 juta jiwa dengan mayoritas muslim (97,28 persen), serta didukung infrastruktur keagamaan yang masif seperti lebih dari 7.300 pondok pesantren dan 4.400 di antaranya sudah memiliki rekening syariah.

Selain itu, tercatat 460 ribu sertifikasi halal pada lebih dari 1 juta produk Jawa Timur.

Hal itu diperkuat dengan Kawasan Industri Halal (KIH) di Sidoarjo yang pertama dan terbesar di Indonesia.

Kombinasi antara potensi demografi dan inisiatif ekonomi menjadi landasan kuat bagi Jawa Timur untuk memimpin sektor industri halal di tingkat nasional.

"Kita patut bersyukur atas capaian tersebut, namun hal itu tidak lantas menjadikan kita untuk berpuas diri. Masih banyak tantangan yang perlu kita jawab bersama, terutama dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah," ungkapnya.

Lebih lanjut, berdasarkan data nasional menunjukkan tingkat inklusi keuangan syariah baru mencapai 13,41 % .

Sementara literasi syariah berada pada angka 43,42 % .

Artinya, masih ada ruang yang sangat luas untuk memperluas jangkauan layanan syariah sekaligus memperdalam pemahaman masyarakat terhadap prinsip dan praktik ekonomi syariah.

"Mari kita bersama-sama mewujudkan visi kita untuk mewujudkan ekonomi syariah yang kuat dan inklusif di Jawa Timur. Tentu kami berharap pelaksanaan Fesyar tahun 2025 menjadi bagian mendorong dan penyemangat gerbang santri dari Jawa untuk Dunia," imbuhnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved