Kinerja Solid di Kuartal III/2025, Merdeka Battery: Kemajuan Stabil di Seluruh Rantai Nilai Nikel

PT Merdeka Battery Materials Tbk melaporkan kinerja operasional pada 30 September 2025 atau hingga kuartal III 2025.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
MBMA
PRODUK NIKEL STABIL - Salah satu fasilitas operasional anak usaha PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA) yang bergerak di sektor produksi nikel. Dalam laporan kinerja hingga kuartal III 2025, produksi nikel mengalami peningkatan signifikan efisiensi biaya operasi di seluruh kegiatan penambangan dan pengolahan, serta kemajuan berkelanjutan pada proyek hilirisasi strategis Perseroan. 

Biaya tunai saprolit turun menjadi US$23,3/wmt, dari US$23,8/wmt pada tahun sebelumnya.

Dengan margin kas  US$1,5/wmt, margin saprolit meningkat 49 persen dibanding kuartal sebelumnya, namun masih 70 persen lebih rendah dibanding  periode yang sama tahun lalu, seiring penurunan ASP sebesar 14 persen YoY.

Sementara biaya tunai limonit turun menjadi US$7,9/wmt dari US$9,9/wmt tahun sebelumnya.

Dengan margin kas US$6,5/wmt, margin limonit meningkat 20 persen YoY dan 46 persen QoQ, meskipun terjadi penurunan ASP sekitar 6 persen baik secara kuartalan maupun tahunan.

Dalam kegiatan pengolahan, walaupun produksi Nickel Pig Iron (NPI) menurun menjadi 19.819 ton, margin NPI meningkat signifikan menjadi US$2.215 per ton nikel, didukung oleh penurunan biaya tunai sebesar 16 persen YoY menjadi US$9.059 per ton.

Peningkatan ini dicapai melalui optimalisasi pasokan bijih saprolit internal dan disiplin efisiensi biaya  di seluruh rantai operasi.

Perseroan terus memperkuat strategi pertumbuhan terintegrasi melalui pengembangan High Pressure Acid Leach (HPAL) dan Acid Iron Metal (AIM), menempatkan MBMA sebagai pemain penting dalam rantai pasok global bahan baku baterai, di antaranya, PT ESG New Energy Material (PT ESG) memproduksi 7.181 ton nikel dalam bentuk MHP dan menjual 7.553 ton selama kuartal ini.

Efisiensi biaya diperkirakan akan meningkat lebih lanjut setelah Feed Preparation Plant (FPP) dan pipa slurry mulai beroperasi pada Kuartal IV 2025.

Kemudian PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC), proyek HPAL MBMA dengan kapasitas target 90.000 ton MHP per tahun, mencapai 54 persen progres konstruksi pabrik HPAL dan 29 persen untuk fasilitas FPP, dengan uji coba (commissioning) tahap pertama ditargetkan pada pertengahan 2026.

Di fasilitas AIM yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), produksi asam sulfat tetap stabil dengan 251.715 ton dihasilkan selama kuartal.

Pabrik klorida dan pabrik katoda tembaga juga telah memasuki tahap komisioning, dengan produksi awal pelat tembaga katoda yang telah memenuhi standar LME (London Metal Exchange).

"Pada kuartal ketiga ini, MBMA telah menandatangani perjanjian jangka panjang penjualan produk nickel matte dengan  ketentuan yang menguntungkan yang mendasari keputusan strategis untuk melanjutkan produksi High-Grade Nickel  Matte (HGNM) pada Kuartal IV 2025," terang Teddy.

MBMA mencatat pendapatan belum diaudit sebesar US$935,0 juta selama sembilan bulan pertama tahun 2025, turun 32 persen dibanding tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari segmen NPI (-US$102,3 juta) dan HGNM (-US$418,8 juta), yang sebagian dikompensasi oleh peningkatan pendapatan dari limonit dan segmen  lainnya (+US$76,3 juta).

Sumber: Surya
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved