Kinerja Solid di Kuartal III/2025, Merdeka Battery: Kemajuan Stabil di Seluruh Rantai Nilai Nikel

PT Merdeka Battery Materials Tbk melaporkan kinerja operasional pada 30 September 2025 atau hingga kuartal III 2025.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
MBMA
PRODUK NIKEL STABIL - Salah satu fasilitas operasional anak usaha PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA) yang bergerak di sektor produksi nikel. Dalam laporan kinerja hingga kuartal III 2025, produksi nikel mengalami peningkatan signifikan efisiensi biaya operasi di seluruh kegiatan penambangan dan pengolahan, serta kemajuan berkelanjutan pada proyek hilirisasi strategis Perseroan. 
Ringkasan Berita:
  • Produksi nikel di tambang SCM melonjak signifikan, didukung ekspansi armada dan efisiensi operasional.
  • Perseroan sukses menekan biaya tunai Saprolit dan Limonit, serta menaikkan margin NPI.
  • Proyek strategis HPAL dan AIM (produksi asam sulfat stabil, pabrik klorida/katoda tembaga commissioning) terus maju, mendukung transformasi bahan baku baterai.
  • Prioritas ke depan meliputi ekspansi armada tambang, penyelesaian pipa slurry untuk HPAL, dan optimalisasi biaya berkelanjutan di operasi hilir.

 

SURYA.co.id | SURABAYA – PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA) melaporkan kinerja operasional untuk kuartal yang berakhir pada 30 September 2025 atau hingga kuartal III 2025.

Periode ini ditandai dengan  pertumbuhan kuat produksi bijih nikel di tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), peningkatan signifikan efisiensi biaya operasi di seluruh kegiatan penambangan dan pengolahan, serta kemajuan berkelanjutan pada proyek hilirisasi  strategis Perseroan.

Baca juga: Penjualan Nikel Tumbuh Signifikan, MBMA Produksi 6,9 Juta Wmt Nikel di Semester I/2025

Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, menyampaikan, kinerja kuat pada kuartal ini mencerminkan peningkatan struktural yang telah mereka lakukan di seluruh rantai nilai.

"Mulai dari penambangan, logistik, hingga pengolahan. Kami terus memperbaiki efisiensi biaya per unit, memperluas kapasitas produksi bijih, serta mendorong kemajuan proyek hilirisasi HPAL dan AIM yang akan menjadi transformasi besar bagi MBMA dan industri bahan baku baterai Indonesia," jelas Teddy, dalam rilisnya Jumat (13/11/2025).

Perseroan tetap berada pada jalur yang sesuai untuk mencapai target volume bijih dan panduan biaya tahun 2025, didukung oleh ekspansi armada tambang dan penyelesaian infrastruktur pipa slurry.

Langkah Strategis

MBMA akan terus memprioritaskan, beberapa langkah strategis.

Pertama, ekspansi kapasitas armada tambang untuk mendukung peningkatan output bijih pada Kuartal IV 2025.

Kedua, penyelesaian pembangunan pipa slurry guna mendukung integrasi fasilitas HPAL.

"Ketiga, optimalisasi biaya secara berkelanjutan di seluruh operasi hilir," jelas Teddy.

Pihaknya optimistis dengan pertumbuhan berkelanjutan produksi bijih nikel, peningkatan efisiensi pengolahan hilir, serta kemajuan proyek strategis HPAL dan AIM yang akan memperkuat posisi MBMA sebagai salah satu pemasok bahan baku baterai global terkemuka.

Pada kuartal ini, tambang nikel SCM mencatat pertumbuhan tahunan yang signifikan, dengan produksi saprolit meningkat 89 persen dan limonit naik 51 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan ini didorong oleh kapasitas penambangan yang lebih besar serta efisiensi operasional yang lebih baik.

Total produksi saprolit mencapai 2,0 juta ton basah (wet metric ton/wmt), sementara limonit mencapai 5,6 juta wmt.

Tambang SCM juga berhasil menekan biaya tunai dan meningkatkan margin, mencerminkan produktivitas yang lebih tinggi dan skala operasi yang lebih efisien, meskipun harga jual rata-rata (ASP) saprolit dan limonit menurun, serta adanya kenaikan biaya royalti dan bahan bakar akibat kewajiban penggunaan bahan bakar B40.

Biaya tunai saprolit turun menjadi US$23,3/wmt, dari US$23,8/wmt pada tahun sebelumnya.

Dengan margin kas  US$1,5/wmt, margin saprolit meningkat 49 persen dibanding kuartal sebelumnya, namun masih 70 persen lebih rendah dibanding  periode yang sama tahun lalu, seiring penurunan ASP sebesar 14 persen YoY.

Sementara biaya tunai limonit turun menjadi US$7,9/wmt dari US$9,9/wmt tahun sebelumnya.

Dengan margin kas US$6,5/wmt, margin limonit meningkat 20 persen YoY dan 46 persen QoQ, meskipun terjadi penurunan ASP sekitar 6 persen baik secara kuartalan maupun tahunan.

Dalam kegiatan pengolahan, walaupun produksi Nickel Pig Iron (NPI) menurun menjadi 19.819 ton, margin NPI meningkat signifikan menjadi US$2.215 per ton nikel, didukung oleh penurunan biaya tunai sebesar 16 persen YoY menjadi US$9.059 per ton.

Peningkatan ini dicapai melalui optimalisasi pasokan bijih saprolit internal dan disiplin efisiensi biaya  di seluruh rantai operasi.

Perseroan terus memperkuat strategi pertumbuhan terintegrasi melalui pengembangan High Pressure Acid Leach (HPAL) dan Acid Iron Metal (AIM), menempatkan MBMA sebagai pemain penting dalam rantai pasok global bahan baku baterai, di antaranya, PT ESG New Energy Material (PT ESG) memproduksi 7.181 ton nikel dalam bentuk MHP dan menjual 7.553 ton selama kuartal ini.

Efisiensi biaya diperkirakan akan meningkat lebih lanjut setelah Feed Preparation Plant (FPP) dan pipa slurry mulai beroperasi pada Kuartal IV 2025.

Kemudian PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC), proyek HPAL MBMA dengan kapasitas target 90.000 ton MHP per tahun, mencapai 54 persen progres konstruksi pabrik HPAL dan 29 persen untuk fasilitas FPP, dengan uji coba (commissioning) tahap pertama ditargetkan pada pertengahan 2026.

Di fasilitas AIM yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), produksi asam sulfat tetap stabil dengan 251.715 ton dihasilkan selama kuartal.

Pabrik klorida dan pabrik katoda tembaga juga telah memasuki tahap komisioning, dengan produksi awal pelat tembaga katoda yang telah memenuhi standar LME (London Metal Exchange).

"Pada kuartal ketiga ini, MBMA telah menandatangani perjanjian jangka panjang penjualan produk nickel matte dengan  ketentuan yang menguntungkan yang mendasari keputusan strategis untuk melanjutkan produksi High-Grade Nickel  Matte (HGNM) pada Kuartal IV 2025," terang Teddy.

MBMA mencatat pendapatan belum diaudit sebesar US$935,0 juta selama sembilan bulan pertama tahun 2025, turun 32 persen dibanding tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari segmen NPI (-US$102,3 juta) dan HGNM (-US$418,8 juta), yang sebagian dikompensasi oleh peningkatan pendapatan dari limonit dan segmen  lainnya (+US$76,3 juta).

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved