Umpan terobosannya ke Rizky Dwi nyaris berbuah gol di menit ke-77. Pérez bisa memberi peran lebih besar di laga-laga berikutnya.
Mihailo Perovic yang gagal mencetak gol di laga perdana tetap menjadi tumpuan utama di lini depan.
Namun, Pérez bisa mempertimbangkan opsi lain seperti menurunkan Bruno Moreira sebagai false nine.
Di lini tengah, Toni Firmansyah dan Francisco Rivera tampil cukup solid.
Namun, minimnya kreativitas di babak kedua membuat Pérez perlu mempertimbangkan opsi lain seperti menurunkan Ichas Baihaqi lebih awal.
Pertahanan Persebaya yang dikawal Risto Mitrevski dan Dime Dimov tampil disiplin, namun tetap kecolongan di menit akhir. Leo Lelis bisa menjadi solusi untuk memperkuat duel udara dan antisipasi bola mati.
Tantangan Tandang dan Tekanan Suporter
Laga tandang melawan Persita Tangerang akan menjadi ujian mental bagi Persebaya. Bermain di luar GBT, tim harus bisa menjaga fokus dan tidak mengulang kesalahan seperti saat melawan PSIM.
Persita dikenal sebagai tim yang bermain cepat dan agresif di kandang. Persebaya harus bisa mengimbangi tempo dan memanfaatkan peluang dengan lebih efektif.
Laga kandang melawan Bali United FC akan menjadi kesempatan bagi Persebaya untuk menebus kekalahan. Dukungan Bonek di GBT bisa menjadi energi tambahan untuk meraih tiga poin.
Namun, tekanan dari suporter juga bisa menjadi beban jika tim kembali gagal menang. Pérez harus bisa menjaga mental pemain dan membangun kepercayaan diri di ruang ganti.
Laga melawan PSM Makassar di pekan ketiga juga tidak mudah. PSM memiliki lini serang yang tajam dan bermain dengan intensitas tinggi di kandang. Persebaya harus tampil lebih solid dan disiplin.
Evaluasi dan Target Jangka Pendek
Kekalahan dari PSIM menjadi alarm bagi Persebaya. Meski baru satu laga, hasil ini menunjukkan bahwa tim masih butuh pembenahan, terutama dalam hal penyelesaian akhir dan transisi bertahan.
Eduardo Pérez menyebut bahwa babak pertama melawan PSIM seharusnya bisa berbuah dua gol. “Kami punya kontrol permainan, tapi gagal mencetak gol,” ujarnya.