Dirobohkan Setelah 38 Tahun Jadi Legenda, Jembatan Tunjungan Surabaya Akan Dibangun Lebih Modern

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JEMBATAN LEGENDARIS - Pemkot Surabaya merevitalisasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Siola di atas Jalan Tunjungan. Ditargetkan tuntas akhir 2025, saat ini proses perobohan telah dilakukan.

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Pemkot Surabaya merevitalisasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di kawasan Siola di Jalan Tunjungan. Hal ini untuk mengantisipasinya ambruknya jembatan yang sudah berusia 38 tahun tersebut.

Jembatan Tunjungan itu sudah menjadi ikon legendaris di Surabaya karena menghubungkan Siola dan Jalan Tanjung Anom di seberangnya dan menjadi jembatan di atas jalan pertama di Kota Pahlawan.

"Kekuatannya sudah kita lakukan perhitungan. Maka jembatan itu harus terkoneksi dan mencerminkan kondisi Jalan Tunjungan saat ini," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (10/8/2025).

Desain baru jembatan tersebut telah dibuat. Nantinya, jembatan ini akan lebih modern, terbuka, dan terintegrasi dengan pemandangan sekitar.

"Istilahnya terkoneksi dengan pemandangan sekitar,” jelas mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Jembatan baru akan dirancang dengan akses yang dapat melihat pemandangan sekitar. Saat melintas di atasnya, warga dapat mengambil foto pemandangan Jalan Tunjungan dari ketinggian.

“Nanti tetap jembatan bentuknya, tetapi lebih terbuka jadi bisa digunakan masyarakat untuk foto dengan view dari ketinggian,” tambah Cak Eri.

Mengandeng pihak swasta atau investor, pembangunan jembatan ini tidak banyak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). "Harapannya nanti Jalan Tunjungan semakin ramai, apalagi kalau nanti ada JPO baru, jadi banyak tempat foto menarik,” harapnya.

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati menjelaskan bahwa JPO yang dibangun pada tahun 1987 itu memang membutuhkan peremajaan. Kondisi jembatan pun sudah rapuh.

Tim independen melakukan kajian menyeluruh setelah sebelumnya beberapa bagian jembatan telah runtuh. Hasil kajian tersebut juga menunjukkan bahwa beberapa bentangan jembatan sudah dalam kondisi rapuh dan tidak aman.

“Berdasarkan kajian dari tim independen, jembatan itu memang sudah ada yang rapuh. Karena itu, harus segera diselamatkan," tutur Wiwiek.

Ia memastikan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir karena jembatan yang dibongkar akan segera dibangun kembali. Untuk mempercepat proses pembangunan, Pemkot Surabaya berencana menggandeng investor melalui program CSR (Corporate Social Responsibility).

Pihaknya menargetkan proyek ini selesai pada Desember 2025 sehingga bisa digunakan masyarakat umum pada awal 2026.

Terkait konsep JPO baru, Wiwiek menyatakan bahwa fungsinya tetap sebagai jembatan penyeberangan dari Siola menuju Jalan Tanjung Anom.

"Tetapi, dibuat menonjol estetikanya. Kami juga memastikan pembangunan Jembatan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat karena sudah dilakukan penyesuaian waktunya,” katanya. *****

Berita Terkini