SURYA.co.id, Surabaya - Selain Perovic, satu nama yang menjadi sorotan adalah gelandang muda Toni Firmansyah. Lulusan akademi Persebaya ini menunjukkan perkembangan luar biasa dalam beberapa bulan terakhir, termasuk saat membela Timnas Indonesia U-23 di Piala AFF U-23 2025.
Uniknya, Toni yang biasanya bermain sebagai gelandang serang di Persebaya justru diberi peran sebagai gelandang bertahan oleh pelatih Timnas U-23, Gerald Vanenburg.
Peran baru ini ia lakoni dengan apik, terutama dalam laga final melawan Vietnam yang berakhir dramatis dan menampilkan sisi defensif Toni yang solid.
Performa Toni membuat Eduardo Perez tak bisa menahan pujian. Ia mengaku rutin memantau aksi Toni di timnas lewat video dan menyebut sang pemain punya kualitas adaptif yang bisa memberi keuntungan besar bagi tim pelatih.
Kondisi lini tengah Persebaya musim ini memang membutuhkan figur baru. Empat gelandang bertahan tangguh: Mohammed Rashid, Gilson Costa, M. Hidayat, dan Andre Oktaviansyah telah meninggalkan klub.
Kini hanya Milos Raickovic dan Rachmat Irianto yang resmi didatangkan, membuat kedalaman skuad di posisi tersebut masih terbatas.
Baca juga: Adaptasi Kilat Perovic di Persebaya Surabaya Jadi Sorotan Pemain Lain dan Pelatih
Keputusan untuk memberi peran baru pada Toni pun dianggap langkah strategis.
Kemampuannya dalam membaca permainan dan distribusi bola membuatnya layak diandalkan sebagai pelapis—bahkan kompetitor—untuk posisi gelandang bertahan utama.
Perez menyebut fleksibilitas Toni sebagai aset langka, apalagi di usia yang masih sangat muda.
“Dia tahu posisi terbaiknya di mana. Tapi kemampuan bermain di berbagai posisi adalah sesuatu yang sangat berharga,” ucap sang pelatih.
Toni sendiri terlihat antusias dalam menjalani peran barunya.
Ia memperbanyak sesi gym untuk meningkatkan kekuatan fisik, sekaligus menjalani pelatihan khusus taktis di bawah asisten pelatih yang menekankan pada transisi defensif dan duel satu lawan satu.
Para pengamat mulai membandingkan Toni dengan sosok gelandang bertahan serba bisa seperti Sergio Busquets saat masih muda. Meski belum layak dibandingkan secara level, kemiripan gaya main dan visi permainan menjadi daya tarik tersendiri.
Pelatih Perez pun siap membangun Toni sebagai bagian integral dalam rencana jangka panjang Persebaya.
Ia mengisyaratkan bahwa Toni bisa menjadi “gelandang pivot modern” yang tidak hanya bertahan, tetapi juga mendukung build-up dan menginisiasi serangan dari belakang.