SURYA.CO.ID - Somasi yang dilayangkan Roy Suryo Cs kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dinilai semakin menguatkan adanya agenda politik di balik isu tudingan ijazah palsu.
Menurut Wakil Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Freddy Alex Damanik, somasi Roy Suryo Cs itu sudah dihitung oleh Jokowi.
"Ya gak pa pa disomasi. Ini semakin mengkonfirmasi bahwa ini bukan masalah ijazah saja. bukan masalah benar salah saja. Tapi memang politik. Serang aja terus-serang aja terus sampai mana pak Jokowi kuat," kata Freddy dikutip dari tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi, TVOne pada Selasa (5/8/2025).
Ditegaskan Freddy, Jokowi kuat dan siap menghadapi sampai mana pun.
Freddy mengatakan, statemen Jokowi yang menyebut ada orang besar di balik isu ijazah palsu, itu adalah hal yang biasa.
Baca juga: Sosok Ikrar Nusa Bhakti yang Akui Jokowi Playing Victim di Kasus Ijazah Palsu, PSI Beber Data Survey
Freddy menyamakan statemen Jokowi itu dengan pernyataan pemerintah terkait pemesangan bendera one peace yang marak akhir-akhir ini.
"Pemerintah mengatakan, ada adu adomba, ada orang bermain politik di sini. Itu biasa, termasuk isu itu biasa saja," katanya.
Karena itu, Freddy mengaku bingung ketika Roy Suryo Cs justru mempermasalahkan pernyataan Jokowi tersebut.
"Saya juga bingung apa yang dirugikan dari statemen Pak Jokowi. Itu mengkonfirmasi bahwa ini permainan politik di belakangnya," katanya.
Menurut Freddy apa yang dilakukan Roy Suryo yang menghantam dan menyerang memang bertujuan agar Jokowi semakin terpuruk dan jatuh.
"Tapi saya gak yakin itu akan terjadi. Karena pak Jokowi politisi ulung, 10 tahun memimpin negeri ini yang punya strategi juga," katanya.
Terkait orang besar yang di kasus ijazah ini, Freddy melihat perannya sengaja mendorong Roy Suryo Cs.
"Roy Cs baik di offline maupun online mengatakan saya sowan ke beberapa tokoh. Dia (tokoh) ini bilang, saya dukung gerakan anda, lanjutkan. Itu omongan Roy," katanya.
Menurut Freddy, pernyataan Jokowi tentang adanya orang besar itu adalah bagian dari penyelesaian politik.
Dijelaskan, kasus ijazah palsu ini tak hanya masalah hukum, tapi juga politik karena isu ini ditambahi dengan isu-isu lain yang terus menyerang dan mendeskreditkan Jokowi.
"Kalau hukum diselesaikan melalui proses peradilan, putus. Kalau politik diselesaikan secara politik.
Apa yang dilakukan pak jokowi, statemen orang besar adalah bagian politik. Ada tujuannya," katanya.
Dikatakan Freddy, pernyataan Jokowi ini adalah bagian dari strategi politik yang dimainkan Jokowi.
"Memang ini bagian strategi politik yang dimainkan Jokowi. Ada pesan yang disampaikan di sini, kepada orang besar yang dimaksud. Kalau tidak ada agenda politik, isu-isu tidak akan terus menerus," tegasnya.
Sebelumnya, somasi dilayangkan oleh Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Selasa (5/8/2025).
Somasi terbuka ini dilakukan untuk menyikapi tudingan adanya orang besar di balik isu ijazah palsu Jokowi.
Kuasa Hukum Tim Pembela Ulama dan Aktivis, Ahmad Khozinudin, mengatakan bahwa Jokowi tanpa merujuk pada data telah menyebarkan fitnah saat mengungkap ada "orang besar" di balik isu ijazah palsu.
“Bahwa Saudara (Jokowi) tanpa merujuk data dan menunjuk pribadi yang spesifik, mengedarkan fitnah atas perjuangan konstitusional klien kami dalam mengungkap kebenaran tentang isu ijazah palsu dengan mengatakan ‘ada orang besar’ di balik perjuangan klien kami,” kata Ahmad dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (5/8/2025).
Indonesia Maju menurut saksi sejarah. Simak dalam Kompas 80 Tahun Indonesia. Pre-order sekarang! Artikel Kompas.id
“Tuduhan dan fitnah yang saudara lontarkan sangat menyakitkan, karena itu sama saja Saudara telah mengatakan kepada klien kami sebagai pion politik yang dikendalikan oleh orang besar,” sambungnya.
Ahmad mengatakan bahwa Roy Suryo berjuang secara konstitusional berdasarkan ketentuan Pasal 28 UUD 1945 dalam mengungkap kasus ijazah palsu tersebut untuk membersihkan warisan sejarah bangsa dan negara.
“Klien kami memiliki rasa kebangsaan dan kenegarawanan sebagai bagian dari bangsa dan negara ini, melalui perjuangan mengungkap kasus ijazah palsu untuk membersihkan legacy sejarah bangsa dan negara Indonesia dari noktah hitam kelam akibat pernah dipimpin Presiden dua periode berijazah palsu,” ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut, Ahmad meminta Jokowi mencabut pernyataannya adanya orang besar di balik upaya Roy Suryo mengungkap kasus ijazah palsu tersebut.
Dia juga meminta Jokowi meminta maaf kepada Roy Suryo atas tuduhan tersebut.
“Kami minta Saudara (Jokowi) mencabut pernyataan ada orang besar di balik perjuangan klien kami sekaligus meminta maaf secara terbuka di hadapan publik. Apabila Saudara tidak mencabut pernyataan dan segera meminta maaf secara terbuka di hadapan publik, maka kami akan mempertimbangkan untuk mengambil upaya hukum baik secara perdata maupun pidana,” tuturnya.
Jokowi sebut ada orang besar di balik tuduhan ijazah palsu
Sebelumnya, mantan Presiden RI Joko Widodo kembali angkat bicara terkait isu politik yang menimpa dirinya dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terutama mengenai tuduhan ijazah palsu dan wacana pemakzulan.
Jokowi menyebut ada manuver politik besar di balik serangan-serangan tersebut.
"Kan saya sudah sampaikan, feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan," kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah.
Menurutnya, serangkaian isu yang menyerang dirinya dan keluarga berkaitan erat dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuatan politik.
"Artinya memang ada orang besar, ada yang backup, ya itu saja," jelas Jokowi, tanpa menyebutkan nama.
Jokowi juga menyebut bahwa keterlibatan elite politik dalam dinamika ini bukan lagi menjadi rahasia. "Ya semua sudah tahulah," ujarnya.
Sosok Freddy Alex Damanik
Freddy lahir di Pematang Siantar pada 17 April 1981.
Dia menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum dari Universitas Lampung pada tahun 1999.
Kmeudian, melanjutkan S2 Magister Hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada tahun 2011.
Freddy siangkat sebagai Komisaris Independen PT Sang Hyang Seri berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Nomor SK-383MBU/12/2021 tanggal 2 Desember 2021.
Sevelumnya, Freddy menghabiskan 15 tahun hidupnya di bidang hukum sebagai advokat.
Sebelum di Sang Hyang Seri, Freddy menjabat Komisioner Independen PT Bhanda Ghara Reksa.
Dia juga pendiri Silas Dutu & F. Alex Damanik (DnD) Law Office dan sempat menjadi Asisten Pengacara Publik LBH Jakarta – YLBHI tahun 2004-2005.
Pada pilkada tahun 2024, Freddy sempat mendeklarasikan diri maju untuk merebut jabatan Wali Kota Pematangsiantar periode 2024-2029.
Freddy mengaku telah melakukan komunikasi dengan sejumlah Partai Politik di tingkat pusat.
Sebelum turun ke Pematangsiantar, Freddy terlebih dahulu meminta restu dari keturunan Raja Sang Naualuh Damanik, sebagai pendiri kota ‘Sapangambei Manoktok Hitei’ i ini.
Namun, ternyata Freddy batal maju sebagai wali kota Pematangsiantar karena sampai batas waktu pendaftaran dia tak kunjung mendaftar.
Dalam pernyataannya, Freddy meminta maaf dan berterimakasih kepada masyarakat yang telah mendukungnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Roy Suryo Cs Somasi Jokowi soal Tuduhan Orang Besar di Balik Kasus Ijazah"
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung