SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Di atas reruntuhan material tanah, batu dan bangunan rumah, petugas SAR gabungan berusaha mencari keberadaan korban tanah longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (Jatim).
Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Nanang Pujo yang ditunjuk menjadi OSC (On Scene Commander) atau Koordinator Lapangan Bencana menceritakan perjuangan petugas gabungan mencari 6 korban yang hilang.
Demi misi kemanusiaan, nyawa sendiri ikut menjadi taruhannya.
Nanang menjelaskan, tantangan terbesar petugas di lapangan adalah tebing yang berdiri membayangi petugas SAR gabungan.
Tebing tersebut, bisa bergerak turun dan ikut longsor sewaktu-waktu menelan lebih kurang 150 petugas yang tengah menjalankan operasi pencarian korban tersebut.
Sembari mengamati material longsor yang digali alat berat, sesekali waktu Nanang menyempatkan diri memandang ke atas, jauh ke ujung tebing, terutama saat cuaca mulai mendung dan gerimis.
Di ujung-ujung tebing itu sebenarnya terdapat tim safety officer. Mereka mempunyai tugas khusus, melihat pergerakan visual tanah saat operasi pencarian dimulai hingga berakhir.
Jika sewaktu-waktu terjadi pergerakan tanah, tim tersebut akan memberikan tanda berupa peluit ataupun kibaran bendera tertentu yang meminta tim SAR gabungan segera menepi dari worksheet atau titik pencarian.
"Berdasarkan assesmen tim safety officer yang kita tugaskan, terjadi retakan-retakan di mahkota (tanah longsor). Saat itu terjadi retakan dengan panjang 7 meter, lebar 2 meter, lalu tebal 3 meter, itu yang menjadi ancaman," kata Nanang, Senin (26/5/2025).
Namun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat Nanang menemukan 6 korban tersebut.
Keberaniannya seolah bertambah berkali-kali lipat saat bayangan keluarga korban melintas di benaknya. Terlebih lagi ia sempat berbincang langsung dengan Suminto yang sangat terpuruk.
Suminto merupakan korban yang melihat langsung rumah dan ke 6 keluarganya ditelan material longsor.
"Rasanya seperti dicolok, karena kita selalu berusaha menempatkan diri sebagai keluarga korban atau orang yang terkena musibah dan kehilangan," jelas Nanang.
Nanang menjelaskan beratnya operasi SAR di Desa Depok, karena akses menuju lokasi yang tertutup material longsor sehingga alat berat baru benar-benar bisa beroperasi di titik utama longsor di hari ketiga, Rabu (21/5/2025).
Masuknya alat berat tersebut ternyata tidak membuahkan hasil, pada hari tersebut pencarian ditutup dengan hasil nihil. Namun petugas menemukan titik rumah serta barang - barang berharga milik korban yang terpendam material longsor.