Namun, hal ini dibantah oleh Kepala Pusat Penerangan TNI Brigjen Kristomei Sianturi.
Menurutya, pembatalan mutasi Letjen Kunto tak ada kaitannya dengan sikap orangtuanya.
“Tidak ada persepsi apa-apa kepada publik, memang organisasi dan perkembangan dinamika,” kata Kristomei.
Dengan pembatalan ini, berarti Letjen teta[ menjabat sebagai Pangkogabwilhan I TNI.
Lalu bagaimana nasib Laksamana Muda Hersan?
Baca juga: Rekam Jejak Laksda Hersan, Eks Ajudan Jokowi Batal Gantikan Letjen Kunto Arief Anak Try Sutrisno
Kristomei memastikan Laksda Hersan tetap menduduki jabatan semula.
"Dari alur rangkaian yang mengikuti mutasi Letjen Kunto ternyata belum seluruhnya dapat bergeser saat ini. Dengan pertimbangan adanya tugas-tugas yang masih harus diselesaikan oleh pejabat saat ini dan perkembangan situasi,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Brigjen Kristomei Sianturi, Jumat (2/5/2025).
“Oleh karena itu, diputuskan untuk menunda atau meralat perubahan tersebut,” ujar dia.
Kristomei menjelaskan, dalam mutasi TNI, apabila seorang perwira tidak dapat digeser dari jabatannya, perwira-perwira lainnya pun tidak dapat digeser pula.
Dalam hal ini, karena Kunto tidak digeser, Hersan pun tidak ikut digeser untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Kunto dan begitu seterusnya.
"Kalau misalnya Pak Kunto bergeser, berarti yang ini sudah diberikan ke Kunto terus selanjutnya," kata Kristomei.
"Nah, dari rangkaian tadi itu, ada beberapa perwira yang memang masih dibutuhkan organisasinya saat ini untuk melakukan sesuai dengan perkembangan situasi dan ancaman saat ini," ujar dia menegaskan.
Mutasi Letjen Kunto Disebut Tak Lazim
Peneliti dari Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Beni Sukadis, yang dihubungi dari Jakarta, Kamis (1/5/2025), menilai bahwa mutasi terhadap Letjen Kunto yang baru menjabat selama empat bulan sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) itu terbilang cepat dan tidak lazim.
Menurut dia, langkah tersebut menimbulkan pertanyaan publik, terutama karena terjadi tak lama setelah nama sang ayah, Try Sutrisno, muncul dalam Forum Purnawirawan TNI yang meminta Gibran dicopot dari jabatan wapres.