Sebelum berangkat, keluarga Aqib menggelar tasyakuran umroh pada Rabu (9/4/2025) malam.
Kemudian, pada Kamis (10/4/2025) pagi usai Sholat Subuh, satu keluarga ini berangkat ke Surabaya untuk mengantarkan Aqib.
“Tadi habis subuh berangkatnya,” bebernya.
Salah satu keluarga korban, Sujono mengaku tak mendapatkan firasat apapun sebelum kejadian pilu ini terjadi.
Bahkan keyika Besar mengantarkan nasi berkat ke rumahnya, dia juga tidak punya firasat apapun.
“Tidak ada firasat apapun,” ujarnya.
Dari kejadian ini Sujono hanya bisa berdoa agar 7 orang keluarganya diberikan tempat terbaik disisi Tuhan, ia juga merasakan kesedihan yang mendalam atas kejadian ini.
“Semoga Khusnul khotimah diampuni dosanya,” pungkasnya.
Diketahui mobil Panther tersebut memuat 7 penumpang, termasuk pengemudinya. Sementara bus terdapat sekitar 15 penumpang.
Seluruh penumpang mobil dinyatakan meninggal dunia. Rencana pergi ke tanah suci berakhir duka.
Salah satu saksi mata Tiyaya menceritakan betapa ngerinya kecelakaan maut tersebut. Mobil Panther DK 1157 FCL oleng menghantam bus Rajawali Indah S-7707-UA yang dikendarai Suwarno, asal Tuban.
Bus berangkat dari arah berlawanan. Ada tujuh orang di dalam mobil, diantaranya, anak kecil. Kecelakaan maut membuat mobil ringsek bagian depan.
"Semuanya meninggal di dalam mobil itu tadi, tumpuk jadi satu, sudah dibawa ke kamar jenazah RSUD Ibnu Sina Gresik," ujarnya.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik Ipda Andri Aswoko saat ditemui di lokasi kejadian mengungkapkan, kronologi ngerinya kecelakaan maut tersebut. Semuanya bermula dari ban mobil yang selip.
"Kronologi kejadian bermula saat mobil Panther DK-1157-FCL yang memuat rombongan umrah dari Tuban melaju dari arah barat menuju timur (Lamongan ke Gresik) kemudian ban sebelah kiri selip," ujarnya.