Ada riwayat ketika Nabi Muhammad SAW melewati kuburan Baqi di Madina, ia tiba-tiba berhenti di atas dua makam baru. Ditanya oleh sahabat kenapa berhenti di sini?
Nabi menjawab, kasihan kedua orang ini merintih kesakitan karena disiksa di kuburannya. Yang pertama disiksa karena tidak bersih ketika ia membuang kotoran, dan yang kedua disiksa karena suka membikin onar di dalam masyarakat (provokator).
Al-Quran menunjukkan pemandangan berharga, bagaimana Raja Firaun hancur karena selalu melancarkan ungkapan kebencian (hate speech) kepada Nabi Musa.
Al-Quran juga selalu mengingatkan kita agar tidak begitu mudah membenci orang lain seperti yang dikutip : "Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. (QS Al-Maidah 5:8).
Dalam ayat lain ditegaskan : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. (QS Al-Hujurat 49:12).
Jadi tegasnya, jika kita akan meraih ketenangan dan keberuntungan jauhi hate speech, khususnya Religiuos-Hate Speech sebagai salah satu keutamaan meraih kesempurnaan dalam beribadah puasa di bulan suci Ramadhan ini. (Menteri Agama, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA)