"Beliau (Andi Ibrahim) sampaikan, saya kasi Kamu satu tiga, Kamu lepas sama orang satu dua," kata Mubin.
Baca juga: Beda Nasib Andi Ibrahim dan Annar Salahuddin Pentolan Sindikat Uang Palsu UIN Makassar, Masih di RS
"Misalnya satu juta (uang palsu), saya dapatnya satu setengah," lanjutnya.
Mubin mengaku mulanya khawatir karena tidakan tersebut ilegal.
"Cuma karena faktor kebutuhan, terpaksa saya ambil," kata Mubin.
Mulanya, lanjut Mubin, Andi Ibrahim memberikan Rp1 juta uang palsu kepadanya.
Uang palsu pecahan Rp100 ribu itu digunakan Mubin belanja kebutuhan sehari-hari.
Mubin mengatakan total keutungan yang didapatkannya sampai akhirnya ditangkap polisi yakni sekitar Rp3 juta-Rp4 juta.
"Kan Pak Doktor Andi Ibrahim itu tidak langsung ngasi (keuntungan ketika memberikan uang palsu untuk diedarkan)," ujar Mubin.
"Biasa beliau (Andi Ibrahim) katakan nanti aja bagian Kamu, setelah ada lagi barang yang selanjutnya," jelas Mubin.
Mudah Beredar dan Sulit Dideteksi
Uang palsu yang dicetak di kampus UIN Alauddin Makassar disebut nyaris sempurna.
Hal inilah yang membuat uang palsu ini mudah beredar dalam dua tahun belakangan, dan sulit dideteksi.
Agar bisa nyaris sempurnya, uang tersebut ternyata harus melalui 19 tahap saat proses cetak.
Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Irjen Pol Yudhiawan Wibisono menyatakan, uang palsu produksi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, nyaris sempurna.
Bahkan, saat dilakukan pengecekan menggunakan sinar ultraviolet ada tanda air.
Baca juga: Pantesan Uang Palsu di UIN Makassar Mudah Beredar dan Sulit Dideteksi, Lalui 19 Tahap saat Cetak