Ia pun sempat mengejar OTK tersebut.
Akan tetapi OTK tersebut lari ke arah semak-semak.
"Saya sempat kejar tadi, tapi dia sudah jauh, lari ke arah semak-semak," katanya.
Camat Baito, Sudarsono mengakui kabar itu diterimanya setelah satu jam dia kembali dari mengikuti sidang guru Supriyani.
Saat duduk-duduk di aula, dia ditelepon Herman yang mengabarkan adanya insiden tersebut.
"Katanya mobil ada yang terkena peluru. Saya belum pastikan peluru apa, makanya langsung ke sana, ke TKP," katanya.
Baca juga: Pantesan Istri Aipda WH Polisikan Guru Supriyani, Sebut Sang Anak Dipukul Gara-gara Kesalahan Ini
Kapolsek Baito, Ipda Muh Idris mengaku setelah mendapat laporan dugaan penembakan itu, pihaknya langsung ke lokasi kejadian.
"Saya dapat informasi, turun ke TKP. Lihat ini semua," katanya.
Kapolsek belum mau membeberkan hasil penyelidikan kasus ini.
"Untuk semnetara tunggu penyelidikan dari polres. Mobil dibawa ke polsek sambil, menunggu di sana," katanya.
Kasus Guru Supriyani Direkayasa
Sementara itu, dalam sidang lanjutan kasus guru Supriyani yang digelar di Pengadilan Negeri atau PN Andoolo pada Senin (28/10/2024), pihak kuasa hukum terdakwa menyebut dugaan rekayasa di perkara ini.
Kuasa hukum Supriyani, Andri Darmawan mengatakan kasus guru honorer ini direkayasa.
Baca juga: Harta Kekayaan Sudarsono Camat Baito yang Dicopot Imbas Kasus Guru Supriyani, Total Cuma Rp 18 Juta
Kata Andri, ada beberapa hal sehingga mereka menganggap kasus ini sengaja direkayasa.
Menurutnya, kasus ini memiliki konflik interes antara pelapor dan penyidik, di mana mereka satu kantor.