Kisah Tiya Diran MC Langganan Istana Sejak Era Soeharto, Sempat Panik karena Permintaan Mbak Tutut

Penulis: Arum Puspita
Editor: Musahadah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiya Diran, MC langganan istana

Untuk menghindari kemarahan Mba Tutut, Tiya pun berkelit dengan melontarkan candaan pada acara yang juga dihadiri Presiden Soeharto.

"Saya bilang, bapak ini vaksin diluncurkan tanggal 12 bulan 12, pas pula pukul 12.12. Tapi menurut waktu presiden," kata Tiya was-was menanti reaksi dari sang "The Smiling General" itu.

"Tahunya Pak Harto tertawa. Aduh, bersyukur," kata dia.

BJ Habibie

Beda presiden, beda pula karakternya. Pada masa pemerintahan berikutnya, Presiden BJ Habibie, teknokrat lulusan Jerman itu terkenal gemar berbicara.

Apabila sudah berpidato di depan publik, petugas protokoler pun terkadang kebingungan untuk memberhentikan pidato Habibie.

Sebagai orang nomor satu negeri ini, tentu orang-orang Istana segan untuk menegurnya.

Alhasil, mereka pun kerap meminta bantuan pembawa acara.

Tiya Diran lah yang dimintai tolong.

"Orang-orang enggak ada yang berani negur, mintanya MC yang tegur Pak Habibie. Gua pikir, masak negur presiden. Tapi ya mau enggak mau, karena waktu itu Pak Habibie harus segera berangkat ke acara berikutnya," papar Tiya.

Tiya pun memberanikan diri.

Ketika itu, Habibie tengah berbicara tentang demokrasi yang ada di tangan rakyat.

"Interupsi Pak Presiden, di ruangan ini kedaulatan sepenuhnya ada di tangan MC. Waktu Pak Habibie tinggal 3 menit lagi," kisah Tiya, menceritakan caranya mengigatkan Habibie.

"Loh, kan terserah rakyat. Kita tanya saja mereka? Bagaimana? Mau lanjut dengar?" kali ini Tiya menirukan gaya Habibie.

Seisi ruangan pun menyambut permintaan Habibie itu.

Halaman
1234

Berita Terkini