Saat momen itu lah emosi Iptu RUdiana tak bisa terkendali.
Dia menangis sambil mencium batu nisan Eky.
"A Eky tenang ya A. Embap sudah 8 tahun ditinggal A Eky, embap terus berjuang, terus berjuang mencari keadilan buat A Eky, A tenang ya disana, Ya Allah. Ya Allah ampuni hamba tenangkan anak hamba di sana, ampuni dosa Ya Allah," ratap Iptu Rudiana.
Ekspresi Dede
Di bagian lain Dody juga menganalisis mikro ekspresi yang ditunjukkan Dede Riswanto saat jumpa pers bersama Ketua Peradi Otto Hasibuan dan tokoh masyarakat Dede Mulyadi.
Dody melihat pernyataan Dede di jumpa pers itu sepertinya sudah diplot karena Dede hanya menjawab dari pertanyaan yang diajukan oleh kuasa hukum.
"Kalimat konteksnya diploting. Bukan dari Dede sendiri. Bukan statemen dari yang bersangkutan. Lebih banyak konfirmasi," katanya.
Lalu, ketika Dede menyampaikan bahwa dia siap menggantikan 7 terpidana di penjara, hal itu dinilai Dody tidak spesifik karena hanya statemen pendek.
Dody juga menyoroti gerakann Dede yang lebih banyak posisi menunduk dan melihat penasehat hukumnya.
Selain itu cara Dede memegang mik dengan dua tangan juga dinilai untuk mencari kestabilan, keyakinan dan berusaha meyakinkan diri sendiri.
"Dia lebih tegang, karena ada kekhawatiran sendiri yang dihadapi," katanya.
Lalu, apakah Dede menunjukkan ekpresi sedih?
Menurut Dody, ekspresi sedih itu baru terlihat ketika tangannya dipuk puk Otto Hasibuan.
"Ketriger, dia berubah jadi sedih," kata Dody.
Seperti diketahui, Dede memberanikan diri muncul ke publik mengakui kesaksian palsunya 2016 silam.
Dede bersama Aep adalah saksi yang mengatakan delapan pemuda menyerang Vina dan Eky di dekat SMPN 11 Kota Cirebon hingga mengejarnya.
Setelah pengejaran, Vina diperkosa, lalu keduanya dihabisi nyawanya dan jenazahnya dibuang di Flyover Talun, pada 27 Agustus 2016 silam.
Delapan pemuda itu adalah Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman, Saka Tatal.
Kesaksian Dede membuat mereka divonis penjara seumur hidup kecuali Saka Tatal yang hanya divonis delapan tahun penjara karena saat peristiwa masih usia anak, dan sudah bebas sejak 2020.
Tiga orang atas nama Pegi, Andi dan Dani dinyatakan buron.
Polda Jabar sempat menangkap Pegi Setiawan. Namun Pegi berhasil membuktikan dirinya bukanlah Perong seperti buronan pada kasus Vina, melalui sidang praperadilan 8 Juli 2024 lalu.
Kini, para terpidana, melalui kuasa hukumnya tengah mengumpulkan bukti baru atau novum untuk mengajukan peninjauan kembali atau PK agar bisa bebas.
Dede mengaku diarahkan Aep dan Iptu Rudiana, ayah almarhum Eky, untuk bersaksi sesat.
Dede menceritakan, awalnya ia diminta Aep untuk mengantar ke Polres Cirebon, dua atau tiga hari setelah penangkapan Saka Tatal dan kawan-kawan, sekira awal September 2016.
Saat tiba di Polres, Dede tiba-tiba diminta bersaksi oleh Aep dan Rudiana atas kematian Vina dan Eky.
"Awalnya malam, sekitar jam berapa saya lupa. Aep nelepon saya, 'De, anterin saya ke Polres yuk'. Saya posisi di rumah, rumah di Tangkil."
"Ep kan kita gak tahu apa-apa, kenapa kita jadi saksi. Udah entar ikutin aja katanya," kata Dede menirukan percakapannya dengan Aep, di kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, tayang Sabtu (20/7/2024).
Dede menjelaskan, sosok Aep memang karib dengan beberapa anggota kepolisian.
Terlebih, staf Rudiana kenal dekat dengan Aep dan sering mencuci kendaraannya di tempat cuci steam mereka bekerja.
"Yang kenal sama pihak kepolisian kan Aep, bukan saya Pak," kata Dede.
Dede yang tiba-tiba disuruh bersaksi oleh Aep dan juga Rudiana pun bingung.
Ia tidak mengetahui kejadian apapun soal kematian Eky, yang notabene putra Rudiana, dan kekasihnya, Vina.
"Cuma saya sudah di dalam, saya bisa apa. Cuma saya bingung, saya takut. Saya kan gak ngerti hukum Pak. Itu makanya saya ungkapin di sini, saya enggak pernah tahu peristiwa itu sama sekali," ujar Dede.
Dede mengaku diarahkan untuk bersaksi bahwa ada pelemparan batu kepada Vina dan Eky oleh Saka Tatal cs sampai akhirnya dikejar.
Dalam kondisi bingung, Dede menurut saja. Ia pun diperiksa penyidik, dan keterangan yang sudah diarahkan Rudiana dan Aep itupun dicatat berita acara pemeriksaan (BAP) sebagai kesaksian.
"Sebelum masuk ke ruangan kan dibilangin dulu Pak (sama Rudiana dan Aep), kamu bilang aja lagi nongkrong di warung, ada orang nongkrong segerombolan anak-anak ngelempar batu, bawa bambu, sama pengejaran."
"Itu udah diomongin dari luar dulu Pak (sebelum masuk ruangan pemeriksaan)," papar Dede.
"Aep sama Rudiana ngasih tahu (yang mengarahkan) saya Pak," tambahnya.
Dede mengaku diperiksa penyidik atau di-BAP selama satu setengah jam
Setelah hari itu dia masih bingung dan selalu merasa bersalah, terlebih beberapa bulan terakhir kala kasus Vina kembali menyeruak dan menjadi perbincangan publik.
"Aep sama Rudiana ngasih tahu (yang mengarahkan) saya Pak," ujar Dede.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Gestur Iptu Rudiana Dianalisis Pakar Mikro Ekspresi, Tangan Menyilang Tunjukkan 'Defense Mechanism'
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id