SURYA.co.id - Iptu Rudiana dan Dede Riswanto menunjukkan ekspresi yang berbeda saat tampil di depan media.
Seperti diketahui, Iptu Rudiana akhirnya muncul di tayangan eksklusif iNews TV setelah didesak banyak pihak untuk menjelaskan kasus tewasnya Vina Dewi Arsinta alias Vina Cirebon dan Muhammad Rizky alias Eky.
Kemunculan Iptu Rudiana tak terlepas dari kemunculan Dede yang mengaku disuruh membuat kesaksian palsu dan mengikuti skenario sang polisi dan Aep di kasus Vina Cirebon.
Bukan seperti saksi lain yang muncul di ruang podcast, Iptu Rudiana justru memilih makam anaknya, Eky untuk kemunculan pertamanya ini.
Saat wawancara di INews yang tayang Jumat (26/7/2024), Rudiana mengenakan baju koko tangan pendek hitam dan celana jeans.
Baca juga: Gara-gara Dedi Mulyadi dan Dede Ngotot Ogah Minta Maaf, Iptu Rudiana Diduga Lapor ke Polda Jabar
Ia juga memakai kopiah hitam serta kaca mata warna gelap.
Rudiana diwawancara seorang host sambil didampingi kuasa hukumnya, Pitra Romadoni.
Penampilan Iptu Rudiana diawali dengan berjalan menuju makam hingga meratap lalu menangis di atas pusara sang anak.
Pria yang kini menjabat Kapolsek Kapetakan, Polres Cirebon Kota itu juga sempat menabur bunga dan berdoa.
Pakar mikro ekspresi, Dody Triasmara pun menganalisis gestur Rudiana yang kemunculannya dinanti masyarakat.
Saat diwawancara, Rudiana menyilangkan tangannya di depan.
Membaca gestur tangannya itu, Dody melihat Rudiana seperti sedang menjaga sesuatu.
"Hal pertama yang dilakukan beliau adalah dengan menggunakan dua tangannya beliau memang sengaja di depan badannya itu."
"Dari posturnya itu nunjukkin bahwa yang bersangkutan sebenarnya berusaha untuk ngejaga baik gitu ya," ujar Dody saat diwawancara di Youtube Kompas TV, Minggu (28/7/2024).
Dengan kata lain, Dody menyebut gestur Rudiana menunjukkan defense mechanism atau mekanisme pertahanan.
"Ini kan tangannya lebih ke apa namanya dia lebih ke posisinya dia posisi stand by posisi defense mechanism," kata Dody.
"Sepanjang diskusi awal sampai mendekati makam itu dia lebih banyak ngambil posisinya posisi yang tangan masih state-nya di state yang sama," lanjutnya.
Dody pun menjelaskan lebih lanjut dengan apa yang dia sebut gestur defense mechanism dari Rudiana.
Menurutnya, Rudiana tengah berusaha menyikapi tekanan yang dia rasakan pada saat wawancara itu.
"Dia berusaha untuk antisipasi kalau ada pertanyaan apa mungkin atau kemudian mengantisipasi situasi-situasi," ujar Dody.
Menurut Dody, gestur Rudiana sangat wajar bagi seseorang yang sedang dalam sorotan, terlebih terkait kasus kematian anaknya sendiri.
"Itu kan kelihatan wajahnya kan bukan wajah yang happy ya kalau orang ada di situasi seperti ini juga saya yakin tidak hanya dengan Mas Rudiana ya."
"Tapi bisa jadi dengan siapun juga," paparnya.
Saat disinggung dari arti tangisan Iptu Rudiana apakah ada kaitannya dengan upaya menjaga diri, menurut Dody hal itu perlu digali pada yang bersangkutan.
"Ada sesuatu cover up (menutupi), bisa jadi. Ketika dia menunjukkan dan mencoba menyampaikan lewat doa-doa, mau memperjuangkan keadilan untuk anaknya. Divalidasi lagi, menangis. Berusaha mengekspresikan punya kedukaan cukup dalam pada anaknya. Posisinya lebih not a good condition. Dia melepaskan dia punya kesedihan, kekecewaan dan ketakutan. Dan dia merasa tidak nyaman dengan situasi yang dihadapi saat ini," terang Dody.
Menurut Dody, ekspresi Iptu Rudiana ini berbeda ketika dia muncul kali pertama melalui video yang diunggah di Instagram.
Ini beralasan karena saat itu dia mengenakan seragam dinas kepolisian.
Menurut Dody, ketika memakai seragam polisi, dia lebih menjaga sikap dari institusi yang dinaunginya.
Lalu, apakah tangisannya kini dibuat-buat?
Dody melihat walaupun gerakannya tidak cepat, namun sisi emosionalnya masih terlihat dengan nafas yang sedikit sesak.
Meski begitu, diajuga melihat ada sisi bahwa yang bersangkutan juga menyadari kalau saat itu lagi dishoot kamera, sehingga emosi itu coba dikelola dengan baik.
Hal ini juga tampak ketika dia menyebut dirinya 'Embap' untuk berkomunikasi di atas pusara anaknya.
"Panggilan Embap, ingin menunjukkan kalau dia sangat dekat dengan anaknya, untuk setting itu, skenario itu," tukas Dody.
Seperti diketahui, dalam tayangan iNews TV pada Kamis (25/7/2024), Iptu Rudiana berziarah bersama kuasa hukumnya Pitra Romadoni ditemani presenter Abraham Silaban.
Iptu Rudiana menyangkal telah menghilang karena kasus Vina Cirebon.
Baca juga: Bantah Eky Anak Iptu Rudiana Masih Hidup, Teman Ungkap Pacar Vina Suka Ngebut, Benar Kecelakaan?
"Saya tidak menghilang, saya aktif bekerja seperti biasa melayani masyarakat sebagai Kapolsek Kapetakan," ujarnya.
Iptu Rudiana menegaskan dirinya masih memiliki tugas melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat.
"Berita saya menghilang itu tidak benar, tapi saya patuh terhadap aturan Polri," pungkasnya.
Iptu Rudiana terlihat mengenakan baju koko berwarna hitam, celana jeans dan memakai kopiah.
"Saya sekarang mendapat dukungan dari Bang Pitra secara sukarela. Tentunya saya ingin menyampaikan sekelumit atau selama ini menjadi pemberitaan," kata Iptu Rudiana.
"Mudah-mudahan semua akan memahami yang saya rasakan," sambungnya.
Rudiana lalu mengklarifikasi kabar bahwa dirinya jarang berziarah ke makam sang anak.
Mantan Kasat Narkoba Polresta Cirebon itu mengaku hampir sekali bahkan dua kali seminggu berziarah ke makam Eky. Namun, ia tidak pernah mempublikasikan ke publik.
"Sebagai orangtua sayang kepada anak. Mendoakan mudah-mudahan almarhum anak kami tenang di alam sana. Saya selalu medoakan. Perjuangan saya sebagai orangtua dalam menegakkan keadilan, menjadi yang terbaik, membuahkan hasil dan mudah-mudahan anak saya diampuni segala dosa-dosanya serta keluarga yang ditinggalkan menjadi iklas atas semua yang kami alami dan kami terima," ucap Iptu Rudiana.
Kemudian, Iptu Rudiana bersama Pitra Romadoni menaburkan bunga di makam Eky.
Saat momen itu lah emosi Iptu RUdiana tak bisa terkendali.
Dia menangis sambil mencium batu nisan Eky.
"A Eky tenang ya A. Embap sudah 8 tahun ditinggal A Eky, embap terus berjuang, terus berjuang mencari keadilan buat A Eky, A tenang ya disana, Ya Allah. Ya Allah ampuni hamba tenangkan anak hamba di sana, ampuni dosa Ya Allah," ratap Iptu Rudiana.
Ekspresi Dede
Di bagian lain Dody juga menganalisis mikro ekspresi yang ditunjukkan Dede Riswanto saat jumpa pers bersama Ketua Peradi Otto Hasibuan dan tokoh masyarakat Dede Mulyadi.
Dody melihat pernyataan Dede di jumpa pers itu sepertinya sudah diplot karena Dede hanya menjawab dari pertanyaan yang diajukan oleh kuasa hukum.
"Kalimat konteksnya diploting. Bukan dari Dede sendiri. Bukan statemen dari yang bersangkutan. Lebih banyak konfirmasi," katanya.
Lalu, ketika Dede menyampaikan bahwa dia siap menggantikan 7 terpidana di penjara, hal itu dinilai Dody tidak spesifik karena hanya statemen pendek.
Dody juga menyoroti gerakann Dede yang lebih banyak posisi menunduk dan melihat penasehat hukumnya.
Selain itu cara Dede memegang mik dengan dua tangan juga dinilai untuk mencari kestabilan, keyakinan dan berusaha meyakinkan diri sendiri.
"Dia lebih tegang, karena ada kekhawatiran sendiri yang dihadapi," katanya.
Lalu, apakah Dede menunjukkan ekpresi sedih?
Menurut Dody, ekspresi sedih itu baru terlihat ketika tangannya dipuk puk Otto Hasibuan.
"Ketriger, dia berubah jadi sedih," kata Dody.
Seperti diketahui, Dede memberanikan diri muncul ke publik mengakui kesaksian palsunya 2016 silam.
Dede bersama Aep adalah saksi yang mengatakan delapan pemuda menyerang Vina dan Eky di dekat SMPN 11 Kota Cirebon hingga mengejarnya.
Setelah pengejaran, Vina diperkosa, lalu keduanya dihabisi nyawanya dan jenazahnya dibuang di Flyover Talun, pada 27 Agustus 2016 silam.
Delapan pemuda itu adalah Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman, Saka Tatal.
Kesaksian Dede membuat mereka divonis penjara seumur hidup kecuali Saka Tatal yang hanya divonis delapan tahun penjara karena saat peristiwa masih usia anak, dan sudah bebas sejak 2020.
Tiga orang atas nama Pegi, Andi dan Dani dinyatakan buron.
Polda Jabar sempat menangkap Pegi Setiawan. Namun Pegi berhasil membuktikan dirinya bukanlah Perong seperti buronan pada kasus Vina, melalui sidang praperadilan 8 Juli 2024 lalu.
Kini, para terpidana, melalui kuasa hukumnya tengah mengumpulkan bukti baru atau novum untuk mengajukan peninjauan kembali atau PK agar bisa bebas.
Dede mengaku diarahkan Aep dan Iptu Rudiana, ayah almarhum Eky, untuk bersaksi sesat.
Dede menceritakan, awalnya ia diminta Aep untuk mengantar ke Polres Cirebon, dua atau tiga hari setelah penangkapan Saka Tatal dan kawan-kawan, sekira awal September 2016.
Saat tiba di Polres, Dede tiba-tiba diminta bersaksi oleh Aep dan Rudiana atas kematian Vina dan Eky.
"Awalnya malam, sekitar jam berapa saya lupa. Aep nelepon saya, 'De, anterin saya ke Polres yuk'. Saya posisi di rumah, rumah di Tangkil."
"Ep kan kita gak tahu apa-apa, kenapa kita jadi saksi. Udah entar ikutin aja katanya," kata Dede menirukan percakapannya dengan Aep, di kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, tayang Sabtu (20/7/2024).
Dede menjelaskan, sosok Aep memang karib dengan beberapa anggota kepolisian.
Terlebih, staf Rudiana kenal dekat dengan Aep dan sering mencuci kendaraannya di tempat cuci steam mereka bekerja.
"Yang kenal sama pihak kepolisian kan Aep, bukan saya Pak," kata Dede.
Dede yang tiba-tiba disuruh bersaksi oleh Aep dan juga Rudiana pun bingung.
Ia tidak mengetahui kejadian apapun soal kematian Eky, yang notabene putra Rudiana, dan kekasihnya, Vina.
"Cuma saya sudah di dalam, saya bisa apa. Cuma saya bingung, saya takut. Saya kan gak ngerti hukum Pak. Itu makanya saya ungkapin di sini, saya enggak pernah tahu peristiwa itu sama sekali," ujar Dede.
Dede mengaku diarahkan untuk bersaksi bahwa ada pelemparan batu kepada Vina dan Eky oleh Saka Tatal cs sampai akhirnya dikejar.
Dalam kondisi bingung, Dede menurut saja. Ia pun diperiksa penyidik, dan keterangan yang sudah diarahkan Rudiana dan Aep itupun dicatat berita acara pemeriksaan (BAP) sebagai kesaksian.
"Sebelum masuk ke ruangan kan dibilangin dulu Pak (sama Rudiana dan Aep), kamu bilang aja lagi nongkrong di warung, ada orang nongkrong segerombolan anak-anak ngelempar batu, bawa bambu, sama pengejaran."
"Itu udah diomongin dari luar dulu Pak (sebelum masuk ruangan pemeriksaan)," papar Dede.
"Aep sama Rudiana ngasih tahu (yang mengarahkan) saya Pak," tambahnya.
Dede mengaku diperiksa penyidik atau di-BAP selama satu setengah jam
Setelah hari itu dia masih bingung dan selalu merasa bersalah, terlebih beberapa bulan terakhir kala kasus Vina kembali menyeruak dan menjadi perbincangan publik.
"Aep sama Rudiana ngasih tahu (yang mengarahkan) saya Pak," ujar Dede.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Gestur Iptu Rudiana Dianalisis Pakar Mikro Ekspresi, Tangan Menyilang Tunjukkan 'Defense Mechanism'
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id