Cara pendampingan ini bisa dilanjutkan menjadi pendampingan berkelanjutan untuk kemajuan desa.
“Ini sangat efektif karena ada identifikasi masalah dan langsung merumuskan solusi, termasuk penciptaan alat” sambungnya.
Sebelumnya FTP UB juga akan memberikan blue print setiap alat agar bisa diproduksi oleh desa.
Pihak UB membebaskan duplikasi, karena menilai alat ini milik bersama, antara dosen, mahasiswa, pemerintah desa dan Brida.
Sebelumnya para mahasiswa juga memberikan pelatihan penggunaan alat dan perawatan alat.
“Kami mendorong perguruan tinggi lain juga ikut menggerakkan mahasiswanya, MMD di Tulungagung,” pungkas Tri.