SURYA.CO.ID, SURABAYA- Pemprov Jatim memastikan ada 51 rumah rusak ringan, 13 rumah rusak sedang, dan 5 rumah rusak berat akibat gempa yang terjadi di perairan Tuban, Jumat (22/3/2024).
Selain itu gempa juga mengakibatkan kerusakan pada 2 unit sekolah, 4 unit rumah sakit, 1 pondok pesantren, 5 kantor desa, 3 tempat ibadah, 2 kandang ternak, 1 unit gedung, dan 2 motor.
Salah satu yang terdampak signifikan adalah warga di Pulau Bawean.
Hal ini karena Pulau Bawean menjadi titik terdekat dari pusat gempa yang terjadi di 132 km timur laut Kabupaten Tuban itu.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyampaikan bahwa semalam Pemprov Jatim melalui BPBD telah mengirimkan Tim Respon Cepat (TRC) ke Pulau Bawean, Kabupaten Gresik.
“Tim dari BPBD, Basarnas, Kementerian PU, dan BMKG telah berangkat ke Pulau Bawean untuk melakukan asesmen potensi kerusakan dan kebutuhan mendesak warga. Sebab Pulau Bawean merupakan wilayah terdampak paling dekat dengan pusat gempa dan paling banyak mengalami dampak kerusakan,” ujarnya, Sabtu (24/3/2024).
Ia sendiri juga dijadwalkan akan turun langsung meninjau Pulau Bawean pada Sabtu (23/3/2024) guna memastikan penanganan pasca terjadinya gempa bisa berjalan lancar.
“Rencananya saya juga akan langsung turun ke sana untuk memastikan bahwa seluruh warga terdampak bisa terpenuhi kebutuhannya. Sekaligus melakukan asesmen lapangan terhadap dampak dari gempa yang terjadi supaya bisa segera kita tangani,” ujarnya.
Tak hanya di Bawean, sebagaimana diketahui, dampak gempa juga dirasakan di Surabaya.
Bahkan salah satu rumah sakit yaitu RS Unair Surabaya mengalami kerusakan cukup berat. Bahkan menyebabkan gedungnya retak-retak dan rusak.
Hal ini menyebabkan pasien harus diungsikan di tanah terbuka di luar gedung.
Merespon hal itu, BPBD Jatim telah melakukan gerak cepat melalui pendirian tenda pengungsi di IGD pengungsi RS Unair Surabaya.
Sedikitnya, tiga unit tenda telah didirikan sebagai upaya percepatan penanganan dampak gempa yang terjadi di RS Unair.
“Saat ini kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, BPBD Kabupaten/Kota, Kementerian PU, Basarnas, dan BMKG untuk menentukan langkah-langkah mitigasi bencana dan percepatan penanganan pasca gempa,” imbuh Adhy.
Dalam kesempatan ini, Adhy turut menyampaikan agar masyarakat tidak panik apabila terjadi gempa susulan.