Fenomena letupan-letupan lumpur berselimut asap putih dari dalam tanah di hamparan luas itu juga mirip dengan obyek wisata "Oro Oro Kesongo" di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora.
Mitologi masyarakat setempat menyebutkan jika fenomena ketiganya saling berkaitan dengan legenda Jaka Linglung.
Sementara itu, merujuk pada penelitian, ketiga lokasi tersebut merupakan situs gejala geologi berupa gunung lumpur (mud volcano).
Ahli Geologi Handoko Teguh Wibowo menyampaikan, keberadaan gunung lumpur di Bledug Kuwu, Bledug Cangkring, dan Oro Oro Kesongo mengindikasikan lokasi tersebut bersemayam minyak dan gas.
Lokasi gunung lumpur jamak ditemui di Kabupaten Grobogan, Blora, Rembang, dan beberapa kabupaten di Jatim (zona kendeng).
Dosen Teknik Geologi dan Pertambangan Institut Teknologi Adhitama Surabaya ini menyebutkan, mud volcano di Grobogan dan Blora ini berbeda dengan di Sidoarjo.
Mud volcano di Sidoarjo bersuhu 100 derajat celsius. Sedangkan mud volcano di Kesongo mengikuti suhu kamar berkisar 30 derajat celsius hingga 32 derajat celsius.
"Fenomena semburan ibarat erupsi tapi lumpur. Mud volcano menjadi ciri minyak dan gas dan selalu berasosiasi dengan keberadaan migas baik di bawah atau di sekitarnya. Hal ini bisa kita lihat di sebelah barat Kesongo ada lapangan migas produktif, lapangan Gabus milik Pertamina," kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jatim ini.
2. Muncul semburan air hangat di Bawean
Gempa Tuban juga memicu munculnya semburan air hangat di jalan-jalan Desa Tambak, Kecamatan Tambak dan lahan kosong sekitar halaman SMP dan SMA NU Islamiyah, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik.
Abrari, warga pulau Bawean mengatakan, air hangat itu meluber ke lahan sekitar.
Warga merasa kaget dengan fenomena semburan air hangat tersebut.
“Tadi sore, setelah gempa susulan 6.5 skala richter, warga kaget ada semburan air hangat dari dalam tanah,” katanya.
Diakui Abrari, akibat gempa ini banyak warga yang mengungsi di tempat aman, di antaranya di lahan kosong sekitar rumah.
“Sore tadi, setelah gempa bumi lebih besar. Warga memilih tempat yang aman, diantaranya di depan rumah,” kata Abrari, melalui telepon selulernya.