SURYA.CO.ID, NGANJUK - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Nganjuk pada kurun waktu Januari-Februari 2024 mencapai ratusan.
Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding 2023 di periode yang sama.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nganjuk, Christiana Firmaningtyas mengatakan ada 101 kasus DBD pada Januari-Februari 2024.
Dari jumlah itu, sebanyak dua warga meninggal dunia.
Sedangkan, Januari-Februari 2023 terdapat 82 kasus dengan tiga kasus kematian akibat DBD.
"Menilik dari data itu, tahun ini, ada kenaikan 19 kasus DBD di Kabupaten Nganjuk pada periode Januari-Februari. Penderita DBD didominasi anak usia 0-15 tahun," katanya, Jumat (8/3/2024).
Naning -sapaan Kabid P2P- menyebut, Kecamatan Tanjunganom menjadi wilayah penyumbang kasus DBD terbanyak.
Pihaknya mencatat, ada 15 kasus DBD di Kecamatan Tanjunganom di awal tahun ini.
"Kurun waktu Januari-Februari 2023 kasus DBD paling banyak juga berada di Kecamatan Tanjunganom. Yakni, 34 kasus. Jumlah penduduk Kecamatan Tanjunganom memang banyak dan wilayahnya luas," sebutnya.
Dia mengimbau kepada warga agar tak menyepelekan penyakit DBD.
Sebab, jika penanganannya terlambat, dampak paling fatal, bisa menyebabkan meninggal dunia.
Sementara itu, umumnya, penderita DBD akan mengalami fase demam selama 2-7 hari.
Fase pertama, 1-3 hari, penderita akan merasakan demam yang cukup tinggi hingga 40 derajat Celcius.
Kemudian pada fase kedua penderita mengalami fase kritis pada hari ke 4-
5 hari.
Pada fase ini penderita akan mengalami turunnya demam hingga 37 derajat Celcius.