Bahkan sebelum meninggalkan kantor pemkab, salah satu wali murid berorasi dengan lantang.
"Gedung semegah ini, satupun pejabat tidak ada yang bisa kita temui. Artinya semua hanya jual tampang" ucap Yulin yang juga sebagai korlap aksi.
Para orang tua dan anak-anak ini hanya bisa mencurahkan isi hatinya di depan pintu gerbang pemkab, mereka tak bisa masuk karena terhadang oleh pasukan pengamanan satpol PP.
Untuk selanjutnya, para pengunjuk rasa penolak merger ini bergeser ke DPRD Bojonegoro.
Saat berita ini ditayangkan, belum ada klarifikasi dari pihak Dindik maupun Pemkab Bojonegoro terkait penolakan merger dua sekolah tersebut.