Pihaknya juga telah memastikan bahwa seluruh populasi yang ada, sudah memenuhi syariat Islam dan kriteria kesehatan hewan serta sudah mendapatkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sebanyak dua kali.
Disnakeswan Lamongan melakukan beberapa langkah, utamanya mengintensifkan pengamatan kesehatan pada hewan ternak yang akan alokasikan khusus untuk kurban.
Jadi, pertama kali saat menjelang Idul Adha ialah mengidentifikasi stok hewan kurban, setelah itu pengamatan kesehatan pada hewan yang ada di tiap-tiap kandang peternak.
Selama 21 hari sebelum hewan kurban disembelih, petugas Disnakeswan memberikan disinfeksi, biosekuriti, komunikasi informasi edukasi (KIE), vitamin dan obat cacing.
Untuk menunjang keamanan hingga pasca pemotongan, lanjut Wahyudi, Disnakeswan Lamongan sudah menyiapkan infrastruktur di 1.900 titik pemotongan. Di dalamnya terdapat pasukan pemeriksa yang akan melakukan pelaporan jumlah hewan dan masalah yang terjadi saat di lapangan.
Tidak hanya edukasi untuk peternak, masyarakat yang menjadi konsumen juga diberikan pemahaman melalui kegiatan sosialisasi rutin setahun sekali menjelang Idul Adha terkait proses pemilihan ternak yang saat ini sudah bisa diakses melalui bursa hewan Qurban (BHQ) Lamongan.
Selain itu, pemahaman pemotongan, tempat pemotongan hingga pembagian daging tetap menjadi prioritas Disnakeswan.
"Juru potong hewan juga dibekali cara memotong, memperlakukan hewan yang hendak dipotong sampai pemisahan daging dengan tulang serta jeroan hewan kurban. Dan yang penting adalah kebersihannya," pungkas Wahyudi.