Ternyata, ungkap Pasma, di tengah percekcokan tersebut, si korban diduga sempat mengeluarkan ucapan yang ditafsirkan oleh tersangka menyinggung perasaannya.
Tersangka yang tersinggung itu, langsung kalap mencekik leher korban, lalu membekap mulut serta hidung korban dan terakhir menjerat leher korban menggunakan tali celana hingga tak bergerak.
"Cekcok ini sempat didengar warga. Tersangka mengaku sakit hati karena perkataan korban. Ia mencekik korban, mengikatnya, selanjutnya membekap mulut korban hingga lemas. Terakhir menjerat lehernya dengan tali celana sampai tewas," beber Pasma.
Selanjutnya, tersangka yang panik karena harus menyembunyikan tubuh korban. Lantas bergegeas menuju ke rumah mertuanya mengambil koper dan membeli plastik wrapping.
Korban dimasukkan dalam koper, kemudian dililit plastik wrapping hingga empat lapis. Kemudian pada Jumat (5/5/2023) dini hari, tersangka membawa membuang jasad korban ke jurang Pacet, Mojokerto.
Pasma menambahkan, hilangnya korban dari pantauan keluarga membuat orang tua korban melapor ke SPKT Mapolrestabes Surabaya.
Dikomandoi oleh Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Cendy, penyelidikan kasus dugaan orang hilang tersebut dimulai.
Dan pada Rabu (7/6/2023), tersangka berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya, di kawasan Surabaya Timur.
Kemudian, proses evakuasi jenazah, pihak Polrestabes Surabaya berkoordinasi dengan pihak Taman Hutan Raya.
Mengenai motif tersangka, Pasma mengatakan, tersangka nekat membunuh korban karena sakit hati atas perkataan korban saat cekcok di mobil.
Selain itu, tersangka juga memiliki gelagat ingin menguasai harta korban, berupa ponsel dan mobil.
"Tersangka ini berkeliling berpindah-pindah tempat tinggal karena takut ketahuan. Mobil sudah dijual namun berhasil kami amankan,"
Sementara itu, tersangka Rochmat Bagus Apriatma berdalih dirinya tidak merencanakan aksi pembunuhan terhadap korban.
Rochmat juga menampik adanya hubungan asmara dengan korban. Hanya saja memang dirinya dan korban telah berteman baik sejak tujuh tahun lalu, yakni tahun 2017.
Motifnya, nekat menghabisi nyawa korban karena merasa sakit hati atas ucapan korban di tengah percekcokan yang terjadi di antara mereka selama dalam mobil.
"Ada perkataan korban yang buat saya sakit hati sehingga saya khilaf. Saya menyesal. Rencana uangnya untuk operasional atau kebutuhan saja," ujar Rochmat.