Sultan Fadjar Pelu, yang sebelumnya kuliah di Fakultas Hukum hingga semester lima, juga mengungkapkan hal yang sama.
Menurutnya, pendidikan profesi dokter di Unusa sangat berbeda dari pengalaman teman-temannya yang menjalani pendidikan profesi dokter di luar Unusa.
"Di Unusa, dosen dan dokternya sangat ramah, sehingga kami juga diajarkan untuk memperlakukan pasien dengan ramah. Kami selalu didorong untuk mendengarkan keluhan dan cerita pasien sebelum mengambil tindakan," katanya.
"Saya melakukan itu karena ada pasien yang sembuh hanya dengan berbagi cerita tentang penyakitnya dan kami sebagai dokter mendengarkannya dengan seksama. Kadang-kadang, penyembuhan dapat terjadi hanya melalui percakapan dan pertemuan antara dokter dan pasien," tambahnya.
Jauhan Farhat, yang merupakan alumni Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, juga membagikan ceritanya.
Ia menyebut, mahasiswa pendidikan profesi dokter Unusa mendapatkan fasilitas terbaik dalam segala hal, baik itu tempat magang di rumah sakit maupun persiapan untuk menghadapi UKMPPD.
"Kami benar-benar dibimbing dan diarahkan, serta memperoleh pengetahuan tentang bagaimana menjadi dokter yang baik di masa depan. Sebagai lulusan dokter Unusa, kami selalu diingatkan untuk menjadikan Allah sebagai landasan dalam segala hal," tutupnya.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA