SURYA.co.id - Inilah rangkuman fakta tentang kisah Aiptu Jamaluddin dan istrinya yang viral di media sosial karena begit menyayat hati.
Diketahui, Aiptu Jamaluddin dan istrinya merupakan pasangan pengidap stroke.
Akibat stroke yang mereka derita, rumahnya jadi tak terurus hingga tampak seperti rumah tak layak huni.
Stroke pertama kali menyerang istri Aiptu Jamaluddin pada tahun 2018.
Lalu setahun kemudian, pada 2019, disusul Aiptu Jamaluddin sendiri yang kena stroke.
Berikut rangkuman fakta tentang kisahnya melansir dari Tribunnews dalam artikel 'Derita Stroke di Rumah Tak Layak Huni, Kapolda dan Kapolrestabes Sumbang Rumah Baru Aiptu Jamaluddin'.
1. Awal Terkena Stroke
Rumah Aiptu Jamaluddin berlokasi di Perumahan Kodam III Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Sudah empat tahun terakhir, ia tidak berkantor di Polrestabes Makassar akibat sakit stroke yang diderita 2019 lalu.
Stroke itu membuat kaki dan tangan kiri Aiptu Jamaluddin tidak dapat digerakkan secara normal.
Butuh pegangan seperti kursi dan tongkat, agar ia dapat berjalan atau berpindah tempat.
Seragam baju dinasnya terlihat tergantung dalam kamar.
Mirisnya, kondisi yang sama dialami Aiptu Jamaluddin juga sama yang diderita istri Siti Fatimah.
Sang istri juga mengalami stroke setahun sebelumnya, 2018.
Pasangan tiga orang anak ini, pun tidak dapat beraktivitas secara normal.
Hari-harinya diisi dengan banyak berbaring dan duduk di kursi.
Untuk mandi dan makan harus dibantu sang anak.
"Hari-hari kami hanya bagini (duduk di kursi plastik), yang urus anakku dua orang, kasi mandi kasi makan," ucap Siti Fatimah sambil meneteskan air mata.
Raut wajah Siti Fatimah seolah tidak menyangka, kehidupannya bersama sang suami harus dijalani dengan keterbatasan.
Nyaris hari-hari keduanya pun hanya diisi dengan berdiam diri di rumah.
Sesekali ia berjalan keluar rumah menatap matahari pagi dengan batuan pegangan kursi plastik.
Keluar masuk rumah sakit, menjadi rutinitas Aiptu Jamaluddin dan istri tiap pekannya.
"Hampir satu Minggu (pekan) empat kali ke rumah sakit (RS Bhayangkara) periksa, dua-duanya," kata Jamaluddin disahuti sang istri.
Beruntung, komandan Aiptu Jamaluddin di Polrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto memiliki rasa empati terhadap kondisi anggotanya itu.
"Alhamdulillah, yang sering bantu kami akhir-akhir ini pak Kapolrestabes," ucap Siti Fatimah.
2. Rumah Tak Layak Huni
Tidak hanya kondisi fisik yang serba terbatas, rumah yang ditinggali Aiptu Jamaluddin dan keluarganya juta tampak memprihatinkan.
Tepatnya, di BTN Kodam III, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
Sebagian besar cat di tembok rumah berukuran 6x8 meter yang didiami sudah memudar dan terkelupas.
Tidak hanya tampilan luar, di dalam rumah pun kondisinya sama. Seoalah tidak terurus.
Hanya ada telivisi tabung 21 inci yang jadi alat hiburan elektronik.
Kursi untuk tetamu yang datang juga hanya tersedia kursi plastik.
Di bagian dapur yang atapnya bocor, juga tampak kurang tertata.
Panci-panci tempat memasak dibuat tersusun tanpa rak piring.
3. Dibantu Sang Anak
Sang anak yang membantu urusan rumah tangga Iptu Jamaluddin, bukanlah perempuan.
Terlebih, anak keduanya yang nyambi urusan rumah tangga itu, juga disibukkan dengan tugas sekolah yang saat ini duduk di bangku kelas tiga SMA.
Sementara sang kakak, juga sibuk bekerja untuk menopang kebutuhan hidup keluarga.
Dan sang adik, masih duduk di bangku sekolah dasar.
4. Rumah Langganan Banjir
Kondisi tempat tinggal Aiptu Jamaluddin di sisi Timur Kota Makassar itu, diperparah dengan letaknya yang merupakan kawasan langganan banjir.
Tiap kali musim penghujan tiba, sebagai besar warga di komplek Kodam III mengungsi karena banjir.
Termasuk Aiptu Jamaluddin dan istrinya yang harus dipapah saat evakuasi berlangsung.
"Paling parah, kalau malam-malam datang banjir, kita dievakuasi malam-malam untuk mengungsi," ucap Jamal sapaan Jamaluddin.
Terbaru, banjir merendam kawasan Kodam III pada pertengahan Februari lalu.
Bekas rendaman masih tampak membekas di tembok rumah Aiptu Jamaluddin.
5. Terharu Dapat Bantuan
Tangis haru dan bahagia dirasakan Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Jamaluddin dan sang istri Siti Fatimah.
Aiptu Jamaluddin baru saja mendapatkan bantuan satu unit rumah baru lengkap dengan perabotannya.
Ini berkat rasa empati Kapolda Sulsel Irjen Nana Sudjana dan Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto.
Sebab, Aiptu Jamaluddin sudah tiga tahun terakhir tidak berkantor di Polrestabes Makassar akibat penyakit stroke yang diderita.
Begitu juga dengan istrinya Siti Fatimah yang sudah empat tahun belakangan tak berdaya akibat penyakit yang sama.
Penyerahan kunci rumah secara simbolik itu berlangsung di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Rabu (8/3/2023) sore.
Irjen Pol Nana Sudjana menyerahkan langsung kunci rumah baru untuk Aiptu Jamaluddin dan keluarganya yang berlokasi di Moncong Loe, Kabupaten Maros.
Aiptu Jamaluddin yang duduk di kursi roda tak kuasa menahan haru saat menerima kunci rumah dari tangan jenderal bintang dua itu.
Suaranya terisak saat berucap, "Terima kasih banyak jenderal,".
Begitu juga Siti Fatimah, air matanya seketika berkucur membasahi pipi sembari mengusap pundak sang suami.
Ketiga anaknya yang turut hadir menyaksikan proses penyerahan kunci rumah mengelus pundak sang ayah dan ibu.
Usai menyerahkan kunci rumah, tanpa sungkan, Irjen Pol Nana Sudjana langsung mendorong kursi roda Aiptu Jamaluddin menunju mobil ambulans untuk melihat langsung rumah barunya.
Sementara kursi roda sang istri Siti Fatimah didorong Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto.
Selain Aiptu Jamaluddin, pada momentum yang sama, seorang ASN Polda Sulsel juga menerima bantuan rumah layak huni itu.
"Hari ini kita memberikan bantuan perumahan kepada personil Polrestabes Makassar dan ASN Polda Sulsel," kata Irjen Nana Sudjana.
Bantuan rumah itu merupakan wujud kepedulian yang diberikan kepada anggota yang mengalami kesusahan dalam hidupnya.
"Ini merupakan wujud kepedulian kami, selama ini kami memang punya program, membangun empati building, kepedulian," ujarnya.
Nana menjelaskan, selain bentuk apresiasi atas kinerja yang diberikan kepada anggota, sejatinya pimpinan di Kepolisian juga harus memperhatikan kondisi anggotanya.
"Berdasarkan hasil penelusuran, masih banyak anggota kita yang masih hidup dalam keadaan susah," ucapnya.
Tidak hanya itu, putra sulung Aiptu Jamaluddin juga difasilitasi untuk bekerja di Kalla Grup agar dapat membantu kebutuhan ekonomi kedua orangtuanya yang sakit stroke.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id