"Di sinilah menggerakkan semuanya. Ketika (program perbaikan) rutilahu ini digerakkan, maka mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran dan menggerakkan ekonomi," Cak Eri memaparkan.
Dengan pergerakan ekonomi, maka masalah sosial di masyarakat bisa diatasi.
"Kalau kemiskinan dan pengangguran berkurang serta ekonomi bergerak, maka secara otomatis bayi stunting, bayi gizi buruk dan berbagai masalah lainnya bisa dikurangi," jelas Cak Eri.
Ia juga mengakui, gotong royong inilah yang membuat Surabaya hebat.
"Inilah hebatnya warga Surabaya yang sampai dengan zaman modernisasi, zaman sebagai kota dunia, tapi guyub rukun, gotong royongnya tidak hilang. Top warga Surabaya," tegas Cak Eri.
Soal peran media massa, Cak Eri mengakui kontribusinya cukup signifikan. Terutama, dalam menggelorakan gotong royong para warga.
"Akhirnya, membuat warga Surabaya semakin berlomba untuk menjadi bagian dari (perbaikan) rutilahu. Tak hanya tenaga, namun juga ada yang memberikan bantuan hingga memberikan uang," jelasnya lagi.
"Media massa ikut menggugah orang untuk memberikan kelebihannya. Inilah peran pers sangat luar biasa, sehingga Surabaya hari ini laju perekonomiannya 7,5 persen," Cak Eri menuturkan.
Pertumbuhan ekonomi Surabaya telah menembus 7,17 persen selama 2022.
Angka tersebut, menjadi yang tertinggi dibanding 9 tahun terakhir. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga turun dari 9,68 persen (2021) menjadi 7,62 persen (2022).
"Ini karena apa? Ini karena peran pers yang ada di kota Surabaya. Yang menggugah rasa seluruh warga Surabaya untuk mau bahu membahu bergerak bersama untuk menyelesaikan semua masalah di kota Surabaya," bebernya.
Acara peringatan Hari Pers Nasional di Gedung Serba Guna Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemrovsu), Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, juga dihadiri oleh para kepala daerah dari Kabupaten/Kota hingga sejumlah gubernur dari beberapa provinsi.