Pembakaran Bendera di Garut

Jubir HTI Ismail Yusanto Dilaporkan ke Polisi, Banyak Ditemukan Bendera Saat Hari Santri Nasional

Editor: Iksan Fauzi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum GP Ansor, Gus Yaqut, menyebut krisis kemanusiaan di Myanmar yang menjadikan komunitas Muslim Rohingya sebagai korbannya adalah dipicu motif ekonomi, yaitu minyak dan gas. Bukan konflik agama.

SURYA.co.id | JAKARTA ‑ Ketua Umum Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qaumas menyebut, bendera yang diduga dibakar oknum Barisan Serba Guna (Banser) ditemukan di beberapa kota bertepatan dengan Hari Santri pada Senin (22/10).

Yaqut Cholil Qaumas berujar, bendera yang ia duga merupakan bendera Hizbut Tahrir Indonesia ditemukan dikibarkan bertepatan dengan Hari Santri Nasional.

Baca: Protes, Cucu Bung Hatta Sebut Sandiaga Uno Asbun, juga Beberkan Perbedaan sang Kakek dengan Sandi

Baca: Diprotes Cucu Bung Hatta, Dahnil Anzar Klarifikasi Pernyataannya soal Mohammad Hatta

"Kami temukan pengibaran di Hari Santri ada pengibaran bendera HTI. Di banyak tempat seperti di Tasikmalaya, Sumedang, Cianjur, Bandung Barat, Kota Semarang," ujar Yaqut.

Yaqut menduga masifnya pengibaran bendera, merupakan upaya sistematis.

Namun, ia mengaku belum menemukan fakta apakah ini upaya politik atau hanya menyasar Banser.

"Kita sudah turunkan tim untuk investigasi," kata Yaqut.

Alasan Yaqut menyebut bendera yang dibakar adalah bendera HTI, yakni karena di berbagai kegiatan HTI, dikibarkan bendera yang sama.

Baca: Fadli Zon Bikin Puisi Sontoloyo, Ruhut Sitompul Bela Jokowi

Baca: Ketua DPR, Bangsoet soal Politikus Sontoloyo : Saya juga Lakukan Itu jika Situasinya seperti Itu

"Di 2013 di GBK (Gelora Bung Karno), mereka kibarkan bendera itu. Kemudian, fakta ketika persidangan HTI di PTUN, pengacara pemerintah saat itu juga kader LBH Ansor, di sana disampaikan bahwa bendera itu ditunjukkan HTI adalah bendera mereka," ucap Yaqut.

Juru Bicara HTI Ismail Yusanto mengklaim, bahwa bendera yang dibakar di Garut bukanlah bendera organisasinya.

Ia beralasan, HTI tidak memiliki bendera.

"Kalau mereka menyangkal artinya mereka memanipulasi umat Islam, kita temukan fakta‑fakta kita tanyakan kepada mereka," kata Yaqut.

Baca: Punya Finansial Kuat, Partai Berkarya Jatim Tak Mempermasalahkan Tak Ada Dana Saksi dari Negara

"Tulisan tauhid itu khat, yang dipakai HTI itu identik. Khat‑nya begitu. Ya itu bendera HTI meskipun tanpa ada nama HTI‑nya," ucap Yaqut.

Ia mencontohkan, bendera Indonesia berwarna merah putih.

Masyarakat tahu, bahwa itu merupakan bendera Indonesia meski tak ada tulisan 'Indonesia'.

"Apa yang mereka argumentasikan, merah putih tidak ada tulisannya Indonesia, kemudian bendera palu arit walau itu tidak ada tulisan PKI. Sama saja kan'," tutur Yaqut.

Jubir HTI Dipolisikan

Terpisah, gara‑gara pernyataan bendera yang dibakar di Garut bukanlah bendera HTI, karena HTI tidak memiliki bendera, Juru Bicara HTI Ismail Yusanto dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri.

Laporan diterima nomor LP/B/1369/X/2018/BARESKRIM tertanggal 25 Oktober 2018.

Ismail dilaporkan karena diduga melalukan tindak pidana konflik suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45A ayat (2) UU RI Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

"Jadi, intinya kita datang melaporkan beliau karena beliau menyebarkan kebohongan. Ya memang bendera HTI kan faktanya ada,"kata Koordinator Advokasi FUIR, Rivai Sabon Mehen.

Rivai membawa sejumlah bukti dalam laporannya itu seperti gambar bendera HTI yang berlatar belakang hitam dan bertuliskan kalimat tauhid.

Lalu video ucapan Ismail ketika mengucapkan HTI tidak memiliki bendera dan lampiran berita.

"Kalau di Garut kita nggak bisa pastikan itu bendera HTI atau bukan, kita hanya melapor ucapan dari beliau saja. Karena menurut kami itu ungkapan kebohongan," tutur Rivai.

Berita Terkini