SURYA.co.id | BANGKALAN - Usianya memang baru 26 tahun, namun ratusan karya seni Devriansyah Kurniawan, warga Jalan Jokotole III, Kelurahan Kraton, Bangkalan, Pulau Madura, sudah melanglang ke seluruh penjuru nusantara.
Gemulai tangan Devri, begitulah ia akrab disapa, bergerak lincah menuntun kuas di atas papan berbahan gabus berukuran sekitar 1,5 x 2,5 meter.
Pengerjaan papan ucapan berwarna dasar merah muda yang dilakukan di teras rumah bernomor 25 itu sudah memasuki tahap finishing. Sementara papan ucapan dengan ukuran lebih kecil, baru saja ia kerjakan.
Dua papan ucapan di teras itu sudah cukup membuat sesak teras rumah. Ketika memasuki ruang tamu berukuran kurang lebih 3,5 x 6 meter, nampak puluhan hasil karyanya dipajang.
Mulai dari mahar pernikahan berbahan dasar uang kertas dan logam bermotif Masjidil Haram, Mekkah, miniatur Suramadu, ikan arwana, hingga miniatur kedua mempelai tertata rapi di etalase - etalase yang disiapkan.
Termasuk tiga bingkai berukuran 12 R yang digantung pada dinding ruangan yang dibalut banner bermotif batu bata berwarna merah.
Di dalam tiga bingkai yang digantung berdekatan, tergambar siluet wajah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Presiden RI Joko Widodo, dan Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi sebagai contoh produksi.
Uniknya, semua siluet wajah itu berbahan dasar uang receh pecahan 200 perak yang ditata sangat rapi. Hingga menegaskan sosok tiga tokoh pemerintahan itu
"Sekarang sedang hit siluet wajah berbahan dasar uang logam. Untuk satu pesanan, hanya membutuhkan waktu sehari," ujar Devri, Sabtu (19/12/2015).
Untuk pembuatan satu siluet wajah berbahan dasar uang logam berukuran 16 R, Devri mematok seharga Rp 500 ribu dan ukuran 16 RS (paling besar) Rp 750 ribu.
Pengerjaan yang kini menjadi prioritas Sarjana Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura (UTM) itu adalah mahar pernikahan.
Jelang musim nikah di Bulan Januari 2016, CV Devri Art Production yang bergerak di bidang jasa dan produk kreatif miliknya itu memang dibanjiri pesanan mahar.
"Setiap hari bisa 10 hingga 12 pesanan mahar. Kalau hari biasa, hanya satu hingga dua pesanan saja," ujar Devri yang baru melepas lajangnya pada September 2015 lalu.
Untuk mahar empat dimensi berbahan dasar uang kertas, ia measang harga Rp 1 juta. Promosi pun ia lakukan dengan menyebar pamflet di Kantor Urusan Agama (KUA), Kantor Kecamatan, salon.
"Pemesan mulai dari Papua, Kalimantan, Sumatera, Jakarta, dan Yogyakarta. Kalau sepatu lukis sudah pernah kirim ke Hongkong, pemesannya TKI," jelasnya.