Berita Viral

Awal Mula DPRD Pati Gelar Pansus Pemakzulan Bupati Sudewo: Dikepung dan Diabsen Fisik Demonstran

DPRD Pati bentuk Pansus Hak Angket untuk selidiki Bupati Sudewo. Proses pemakzulan dimulai di bawah tekanan massa.

Editor: Adrianus Adhi
TRIBUNJATENG/Mazka Hauzan Naufal
HAK ANGKET - Penasihat Hukum Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Nimerodi Gulo, menyerahkan kepada Ketua DPRD Pati Ali Badrudin, dokumen berisi data pelanggaran hukum yang dilakukan Bupati Pati Sudewo. 

SURYA.co.id - Kisruh politik di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mencapai titik krusial pada 13 Agustus 2025. Ribuan warga turun ke jalan menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya.

Di tengah tekanan publik yang memuncak, DPRD Pati akhirnya menggelar rapat paripurna dan membentuk Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket untuk menyelidiki kebijakan bupati.

Kebijakan yang menjadi pemicu utama adalah kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 250 persen. Kenaikan itu diterbitkan dalam bentuk Peraturan Bupati (Perbup) pada 18 Mei 2025.

Dalam wawancara dengan KOMPAS TV, Ketua Pansus Teguh Bandang Waluyo mengatakan kalau DPRD tidak pernah diajak konsultasi atau diberi informasi sebelumnya.

“Kami tidak tahu sama sekali. Tiba-tiba kami menerima surat tembusan dari bupati. Tidak ada komunikasi atau konsultasi dari bupati ke DPRD sebelum Perbup itu diterbitkan,” ujar Teguh dalam wawancara bersama Kompas TV, Kamis (14/08/2025) dalam acara sapa pagi.

Baca juga: Sosok Ketua DPRD Pati yang Setujui Hak Angket Pemakzulan Bupati Sudewo Buntut Demo Warga Ricuh

Pimpinan DPRD sempat mengingatkan bupati secara lisan bahwa kebijakan ini berpotensi menimbulkan gejolak. Namun, Sudewo menanggapi dengan menyatakan bahwa kebijakan sudah dibahas bersama tokoh masyarakat dan kepala desa.

Ironisnya, DPRD justru mengetahui Perbup tersebut dari media sosial. Surat resmi baru sampai beberapa hari kemudian.

Ketidakhadiran komunikasi antara eksekutif dan legislatif menjadi awal dari ketegangan yang terus membesar.

Lalu, aksi unjuk rasa memuncak pada 13 Agustus.

Awal Mula Rapat Paripurna

Pada Rabu, 14 Agustus 2025, Gedung DPRD Pati dikepung massa sejak pagi.

Menurut Teguh, para anggota dewan sebetulnya sudah berada di kantor untuk mengantisipasi situasi. Namun, massa mendobrak pintu dan menarik mereka ke ruang paripurna.

“Kami tidak ada persiapan sama sekali, bahkan tidak ada absensi atau undangan. Gedung DPRD sudah dikepung,” kata Teguh.

“Massa memaksa kami untuk segera mengadakan rapat,” lanjutnya.

Rapat tersebut memenuhi kuorum. Dari 50 anggota DPRD, 42 hadir. Bahkan, demonstran sendiri yang melakukan absensi fisik dengan meminta para anggota berdiri satu per satu. Tiga partai pengusung bupati juga ikut hadir dan menyatakan setuju.

“Kami tidak bisa bergerak, bahkan ke toilet pun harus dikawal massa sampai paripurna selesai,” ujar Teguh.

Baca juga: Sosok Ahmad Husein, Koordinator Demo Pati yang Viral: Ternyata Dulu Pendukung Sudewo

Akhirnya, DPRD sepakat mengubah jadwal dan membentuk Pansus Hak Angket.

Teguh menegaskan bahwa pembentukan Pansus bukan semata-mata karena desakan massa.

“Ini panggilan hati kami para anggota DPRD. Kami sudah mendiskusikan kemungkinan ini tiga hari sebelumnya karena melihat situasi yang memanas,” kata dia.

Saat massa menduduki gedung, gas air mata sempat masuk ke dalam ruangan. Teguh menyebut momen itu sebagai titik balik bagi DPRD untuk mengambil tindakan tegas agar masyarakat tidak kecewa.

Pansus akan membahas 12 poin utama, termasuk kasus RSUD, penurunan jabatan eselon 2 menjadi staf, mutasi jabatan yang tidak sesuai aturan, rangkap jabatan camat, surat edaran yang mengancam warga, dan proyek-proyek yang tidak melalui lelang.

Demonstrasi Besar

Untuk diketahui, Rabu, 13 Agustus 2025, menjadi hari yang penuh ketegangan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Ribuan warga dari berbagai penjuru daerah memadati Alun-Alun Pati dan kawasan Kantor Bupati untuk menuntut satu hal: Bupati Sudewo harus mundur dari jabatannya.

Baca juga: Nasib Terkini Iptu Heru Purnomo Kapolsek Pati yang Dikeroyok Massa Demo Bupati Sudewo, Kepala Bocor

Tuntutan itu dipicu oleh kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen yang sempat diberlakukan oleh Sudewo.

Meski kebijakan tersebut akhirnya dibatalkan, kemarahan warga belum mereda. Mereka menilai Sudewo tidak layak memimpin karena dianggap arogan dan tidak mendengar aspirasi rakyat.

Sejak pagi, massa sudah berkumpul dengan membawa spanduk, pengeras suara, dan berbagai atribut aksi.

Teriakan “Sudewo lengser!” menggema di seluruh penjuru kota. Hingga pukul 11.00 WIB, Sudewo belum juga menemui massa, memicu aksi lempar botol dan gelas plastik ke arah kantor bupati.

Kericuhan semakin memuncak ketika massa merusak baliho, memecahkan kaca kantor bupati, dan mencoba merobohkan gerbang pendapa.

Bupati Sudewo juga sempat muncul menemui demonstran, tetapi dia hanya mengucapkan: Saya Minta Maaf.

Setelah itu Sudewo dilempar air dan sandal oleh demonstran. Sudewo kemudian diamankan. 

Di tengah situasi yang memanas, Sudewo akhirnya memberikan pernyataan kepada wartawan di kantornya. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengundurkan diri hanya karena tekanan massa.

“Saya kan dipilih rakyat secara konstitusional dan secara demokratis, jadi tidak bisa saya harus berhenti dengan tuntutan seperti itu. Semua ada mekanisme,” ujar Sudewo, dilansir dari Kompas TV.

Saat ditanya kembali oleh wartawan apakah artinya tuntutan demonstran tidak bisa dipenuhi, Sudewo menjawab singkat, “Kan sudah saya sampaikan tadi.”

Ia menegaskan bahwa proses politik harus berjalan sesuai aturan, bukan berdasarkan tekanan jalanan.

Sudewo juga menanggapi kericuhan yang terjadi saat dirinya sempat mencoba menemui massa. Ia mengaku memahami emosi warga, namun menekankan bahwa kerumunan besar tidak bisa dikendalikan sepenuhnya.

“Orang banyak ‘kan tidak mungkin bisa terkendali secara keseluruhan. Tapi yang terpenting ini sudah berjalan, ya, nanti ke depannya akan saya perbaiki segala sesuatunya,” ujarnya.

=====

Dapatkan berita terkini dan terpercaya seputar Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan berbagai peristiwa penting di Jawa Timur, termasuk kabar eksklusif tentang Persebaya Surabaya—langsung dari Harian Surya!

SURYA.co.id menghadirkan rekomendasi bacaan menarik yang tidak boleh Anda lewatkan, mulai dari update seputar klub kebanggaan Bonek, isu strategis daerah, hingga peristiwa terkini dari jantung Jawa Timur.

Bergabung sekarang di platform pilihan Anda:

Whatsapp Channel Harian Surya: Klik di sini untuk bergabung

Facebook SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung

Twitter SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung

Thread SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung

Instagram SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung

News Google SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved