Anak Tak Sekolah Tembus 7.553 Anak, Pemkab Lamongan Gelar Program Aksi Biru

Pemkab Lamongan terus mengembangkan program Aksi Biru (anak tidak sekolah kembali sekolah melalui bakti insan guru).

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: irwan sy
hanif manshuri/surya.co.id
LAUNCHING AKSI BIRU. Menyadari masih banyaknya anak tidak sekolah (ATS), Pemkab Lamongan berkomitmen untuk meminimalisir lewat program Aksi Biru yang dilaunching di Aula Gadjah Mada, Lantai 7 Kantor Pemkab Lamongan, Selasa (5/8/2025). 

SURYA.co.id | LAMONGAN - Pemkab Lamongan terus mengembangkan program Aksi Biru (anak tidak sekolah kembali sekolah melalui bakti insan guru).

Aksi Biru dilaunching Sekda Lamongan, Moh Nalikan, di Aula Gadjah Mada, Lantai 7 Kantor Pemkab Lamongan, Selasa (5/8/2025).

Sekertaris Daerah Lamongan, Moh Nalikan, mengatakan program Aksi Biru untuk mewujudkan generasi emas Lamongan dan menciptakan sumber daya manusia yang berpendidikan.

Keberadaan ATS (anak tidak sekolah) dapat mempengaruhi pembangunan daerah, dan itu harus diminimalisir.

Bahkan jangan ada anak-anak di Lamongan yang tidak sekolah

"Dan ini tantangan yang besar karena anak-anak itu adalah generasi yang menggantikan kita," ungkapnya.

Ditambahkan, ketika anak-anak banyak yang tidak sekolah, maka sekian tahun kemudian Lamongan akan menurun, baik tingkat pendidikannya maupun tingkat ekonominya.

Nalikan menguraikan, kategori ATS mencakup anak usia 7-18 tahun atau 13 tahun wajib belajar, namun putus sekolah/ drop out (DO), lulus tidak melanjutkan (LTM), dan belum pernah bersekolah (BPB).

Berdasarkan data Pusdatin per Juli 2025, terdapat 7.553 ATS di Lamongan, dengan rincian BPB 4.318 anak, DO 1.937 anak, dan LTM 1.298 anak.

Angka ini menunjukan penurunan dibandingkan Juli tahun 2022 tercatat 9.002 ATS, terdiri atas BPB 4.754 anak, DO 2.115 anak, dan LTM 2.133 anak.

Ia menyoroti 10 Kecamatan dengan jumlah ATS tertinggi untuk segera melakukan verifikasi data by name by address.

"Dan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana 7.553 ATS ini terverifikasi dengan baik, dan ini sangat penting, karena  masih ada kegiatan yang tidak tepat sasaran. Itu lantaran datanya tidak terverifikasi dengan baik. Sasaran programnya ke SMA, ternyata ATSnya ini banyak SMP atau sebaliknya," tambahnya.

Disebutkan, sebanyak sepuluh kecamatan dengan jumlah ATS tertinggi di antaranya, Kecamatan Brondong 735 anak, Paciran 700 anak, Babat 682 anak, Laren 537 anak, Sekaran 424 anak, Maduran 382 anak, Solokuro 342 anak, Kedungpring 295 anak, Sugio 290 anak, dan Kecamatan Lamongan 254 anak.

Sementara itu, penggas Aksi Biru dari Dinas Pendidikan Lamongan, Waji, mengungkapkan anak-anak ATS akan diberikan pilihan untuk memutuskan pendidikannya melalui jalur formal atau non formal.

Sementara itu, Dinas Pendidikan melibatkan 500 guru Himpaudi dan IGTKI dalam mendampingi anak-anak, dengan 1 guru 15 anak asuh. 

"Mereka anak-anak ATS akan diberikan pendampingan khusus, satu bulan sekali dikunjungi  guru pendamping," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved