Penutupan Jalur Gumitir

Penutupan Jalur Gumitir, Pemilik Warung Makan di Jember Sebut Pendapatan Turun Drastis

Sejak ditutup pada 24 Juli 2025. pendapatan pemilik rumah makan di kawasan Jalur Gumitir Jember, Jawa Timur menurun drastis.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Titis Jati Permata
Tribun Jatim Timur/Imam Nahwawi
SEPI PEMBELI - Perbaikan jalan di Jalur Gumitir Jember, Jawa Timur, Senin (28/7/2025). Perbaikan jalur yang menghubungkan wilayah Kabupaten Jember dan Banyuwangi Jawa Timur ini dikeluhkan pedagang yang sepi pembeli. 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Dampak penutupan Jalur Gumitir yang menghubungkan wilayah Kabupaten Jember dan Banyuwangi Jawa Timur, mulai dirasakan pedagang di lokasi tersebut.

Sejak ditutup pada 24 Juli 2025. pendapatan pemilik warung makan di kawasan Jalur Gumitir Jember, Jawa Timur menurun drastis.

Seperti di Warung Bebas Bu Slamet, dekat Pos Tanah Manis Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember pendapatannya anjlok hingga 80 persen.

Sulastri, Pemilik Warung Bebas Bu Slamet mengatakan hal tersebut karena sepinya pembeli. 

Sebab kendaraan yang melintas di Jalur Gumitir sudah tidak ada akibat penutupan jalan.

"Sebelumnya pembelinya menggunakan mobil pribadi dan travel. Sekarang tidak ada (sejak Gumitir ditutup), yang beli cuma sepeda motor dan itu adalah warga sini saja," ujarnya, Senin (4/8/2025).

Menurutnya, dalam situasi jalur normal warungnya sehari bisa memasak beras sebanyak 50 kilogram. Namun sejak dilakukan penutupan, mentok cuma 10 kilogram.

"Jadi sangat turun banget produksi masak dan juga pembelinya. Dari pada tutup yang penting tetap jualan, karena rumah saya di sini juga," kata Sulastri.

Lebih lanjut, kata Sulastri dalam sehari biasanya bisa dapat untung Rp 5 juta, namun sejak dilakukan penutupan pendapatan warungnya sehari cuma Rp 500 ribu.

"Kalau sekarang dapatnya mungkin, Rp 500 ribu. Kalau sebelum nutup (jalur) bisa dapat kisaran Rp 5 jutaan sehari," kata Sulastri.

Mengingat pembelian di warungnya sejak penutupan jalur Gumitir. Rata-rata mereka hanya pesan kopi dan minuman, tidak ada yang pesan makanan berat.

"Sementara yang beli makanan jarang, karena yang paling banyak beli makan itu tamu yang mau berangkat ke Bali. Tapi sejak ditutup jalur, mereka sudah tidak mampir kesini sudah," tuturnya.

Oleh karena itu, Sulastri mengaku harus mengurangi produksi makanan yang dijual, agar bisnis rumah makan ini tetap bisa bertahan ditengah penutupan Jalur Gumitir.

"Seperti ikan biasanya ambil 10 kilogram, sekarang mungkin ambil 2 kilogram, dari pada tidak laku," ungkapnya.

Selain itu, Sulastri mengaku terpaksa merumahkan dua karyawannya sejak dilakukan penutupan Jalur Gumitir. Sebab tidak bisa memberikan upah terhadap mereka.

"Dulu ada dua pekerja, tetapi sekarang sudah diberhentikan agar istirahat dulu," ulasnya.

Sebatas informasi, penutupan Jalur Gumitir Jember tersebut karena ada perbaikan jalan di kilometer 233+500 atau tikungan Mbak Sengo.

Penutupan di sisi barat di lakukan di Pos Tanah Manis Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember. 

Sementara dari sisi timur dilakukan di Pos Mrawan perbatasan Jember- Kalibaru Banyuwangi.

Penutupan Jalaur Gumitir akan dilakukan selama dua bulan sejak 24 Juli-24 September 2025.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved