SURYA Kampus
Perjuangan Zaskia Anak Sopir yang Raih Beasiswa 2 Kampus Top Dunia, Kini Pilih Kuliah di Kanada
Beginilah kisah perjuangan Zaskia Zahra mendapat beasiswa di dua kampus top dunia.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Beginilah kisah perjuangan Zaskia Zahra mendapat beasiswa di dua kampus top dunia.
Zaskia merupakan anak dari orang tua yang sehari-hari bekerja sebagai sopir.
Kondisi tersebut membuat Zaskia harus giat belajar untuk meraih impian bisa kuliah di luar negeri.
Kegigihan Zaskia pun ditunjukkan sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
"Kebetulan saya dari duduk di bangku SMP berkeinginan melanjutkan studi di luar negeri, makanya dari situ saya meminta bimbingan dari guru-guru," ujarnya, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.
Selain fokus pada akademik, siswi SMAN 1 Leuwiliang ini juga menambah pengetahuan bahasa asing, yakni Bahasa Indonesia.
Karena keterbatasan ekonomi, Zaskia pun akhirnya tak pernah mengikuti bimbingan belajar atau les.
Dia belajar mandiri untuk memperdalam kemampuan Bahasa Inggris-nya.
Mulai dari membaca buku-buku di perpustakaan, materi daring, hingga mengerjakan latihan soal secara mandiri.
Baca juga: Sosok Zaskia Anak Sopir yang Raih Beasiswa di 2 Kampus Top Dunia, Belajar Bahasa Inggris Otodidak
Kini, Zaskia menjadi penerima Beasiswa Garuda yang diterima Jurusan Teknik Elektro (Electrical Engineering), University of Toronto, Kanada.
Kampus ini termasuk peringkat 25 besar di dunia versi QS World University Rankings.
Zaskia memilih jurusan Teknik Elektro, karena ingin membuat inovasi teknologi ketika kembali ke Indonesia.
“Saya ingin Indonesia bisa mengembangkan industri semikonduktor sendiri."
"Saya ingin mulai dari diri saya, dan ajak teman-teman lintas jurusan buat kerja bareng,” ujarnya.
Raih Beasiswa di NUS Singapura
Baca juga: 3 Temuan Baru Jadi Petunjuk Penting Ungkap Penyebab Kematian Arya Daru, Ponsel Masih Misterius
Tak cuma beasiswa garuda, ia mendapatkan beasiswa pendidikan di kampus terbaik ke-8 di dunia, National University of Singapore (NUS), Singapura.
"Alhamdulillah, iya, betul saya keterima juga di National Of Singapore atau NUS dengan jurusan double major design dan engineering," bebernya.
"Akan tetapi saya memilih di University of Toronto jurusan electrical engineering, karena terlebih dahulu pengumumannya," sambungnya.
Lebih lanjut, Zazkia menuturkan, kunci sukses yang membuatnya berhasil meraih beasiswa ke luar negeri adalah percaya diri dan sungguh-sungguh.
"Kebetulan saya dari duduk di bangku SMP berkeinginan melanjutkan studi di luar negeri, makanya dari situ saya meminta bimbingan dari guru-guru," ujarnya.
Kisah Lain : Pemuda Medan Lolos UI
Selain kisah Zaskia, ada pula cerita inspiratif dari pemuda asal Medan, Sumatera Utara.
Adalah Imam, yang berjuang mati-matian agar bisa mewujudkan impian kuliah di Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (UI).
Di tengah kebahagiaan bisa kuliah di UI, Imam justru merasa cemas karena tak memiliki ongkos untuk berangkat ke Depok, Jawa Barat.
Hal ini terungkap ketika Dosen Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB), Imam Santoso, berkunjung ke kediaman Imam.
Dia datang bersama pihak Bank Syariah Indonesia (BSI), yang hendak memberikan beasiswa kepada Imam.
Kedatangan mereka mendapat sambutan hangat dari Imam dan ibunya.
"Gak nyangka Pak Imam bisa kemari," ujar ibunda Imam sambil berurai air mata.
Ibunda Imam mengaku bangga dan bersyukur atas pencapaian putranya.
Namun, ia mengaku pesimis anaknya bisa berangkat dan kuliah di UI, karena keterbatasan ongkos.
Apalagi, Imam mengaku butuh laptop untuk menunjang perkuliahannya.
"Dia ngomong 'gimana nih mak laptop enggak ada', 'yaudah nak kita nabung dulu'," ucap Ibunda Imam.
Karena keadaan itu, sehari setelah tahu dirinya diterima di UI Imam langsung mencari biaya dengan bekejra.
Imam langsung mendaftarkan diri bekerja di pabrik sabun dekat rumahnya.
Di sana, ia beker sebagai kuli panggul yang mendapat bayaran per hari.
Ia bekerja dari pukul 00.00 hingga 08.00 WIB.
"Dibayarnya harian, rupanya kayanya gini saya ambil malam, dari jam 12 malam sampai jam 8 pagi," jelas Imam.
"Buat ngumpulin ongkos?" tanya Imam Santoso.
"Iya," jawab Imam.
"Sakit kali badan, kerjanya mikul, angkat sabun, packing sabun," imbuhnya.
Namun, kerja keras Imam belum cukup untuk menutup biaya beli laptop.
Kini, kekhawatiran Imam terkait biaya kuliah pun teratasi.
Ia mendapat beasiswa dari BSI. Selain beasiswa, Imam juga mendapat biaya hidup selama kuliah.
"InsyAllah Imam nanti kuliah sama di UI gratis, ditanggung biayanya," jelas Imam Santoso.
"Selain itu untuk biaya hidup juga ditanggung, jadi tugasmu hanya belajar. Laptop juga dikasih," ujar Imam Santoso.
Mendengar ini, tangis Imam dan ibunya pecah.
Imam langsung memeluk ibunya erat.
Sang ibu tak lupa mengucapkan terima kasih dan berjanji nanti anaknya kuliah akan rajin dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
"Terima kasih ya Allah, dia rajin Pak, dia rajin," ucap ibunda Imam.
Setelah mengemas barang, Imam lalu berangkat menuju Depok didampingi Imam Santoso dan pihak BSI.
Tangis orang tuanya pecah melepaskan kepergian anak kebanggaannya.
"Saya ikut anterin ya Pak sampai depan," ucap sang ibunda.
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
Maba UC Surabaya Belajar Empati Sosial Lewat Selling Day, Pilah Sampah dan Food Surplus |
![]() |
---|
Pakar Hukum UMSurabaya : Driver Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob Termasuk Extrajudicial Killing |
![]() |
---|
Pasca ORI Campak di Sumenep, FK Unair Tekankan Pentingnya Imunisasi Berkelanjutan |
![]() |
---|
Sosok Lima Kandidat yang Maju dalam Pemilihan Dekan FK Unair 2025–2030 |
![]() |
---|
16 Produk Teknologi Tepat Guna KKN UMSurabaya Telah Didaftarkan HKI, Ini Pesan Armuji |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.