Tiga Bulan Pertama 2025, MBMA Raih Hasil Operasional Positif dan Peningkatan Efisiensi Biaya

MBMA  mencatat hasil operasional yang kuat, peningkatan efisiensi biaya yang signifikan, dan kemajuan dalam inisiatif pertumbuhan strategis utama

Foto Istimewa MBMA
OPERASIONAL KUAT - Salah satu tambang yang dibawah kelola MBMA. Kuartal I tahun 2025 ini, MBMA mencatatkan hasil operasional yang kuat, peningkatan efisiensi biaya yang signifikan, dan kemajuan dalam inisiatif pertumbuhan strategis utama. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - PT Merdeka Battery Materials Tbk atau MBMA, mengumumkan hasil keuangan tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2025 atau Q1 2025. 

MBMA  mencatat hasil operasional yang kuat, peningkatan efisiensi biaya yang signifikan, dan kemajuan dalam inisiatif pertumbuhan strategis utama.

"Pada Q1 2025, Perseroan membukukan pendapatan sebesar $366 juta, turun 18 persen dibanding periode yang sama  tahun lalu (YoY)," kata Presiden Direktur Teddy Oetomo, dalam rilis yang diterima Kamis (10/7/2025).

Laba bersih tercatat sebesar $6 juta atau turun 39 persen (YoY). Sementara itu, EBITDA meningkat 17 persen menjadi $31 juta. 

"Mencerminkan efisiensi biaya dan kekuatan operasional di tengah penurunan pendapatan," tambah Teddy.

Teddy juga menyoroti kinerja Q1 2025 yang kuat, didorong oleh peningkatan produksi dari tambang nikel SCM. 

Tambang SCM memproduksi 1,8 juta metrik ton basah (wmt) limonit, naik 54 persen dari tahun ke tahun, dan 1,3 juta wmt saprolit, yang merupakan peningkatan 190 persen dari tahun ke tahun.

"Meskipun curah hujan musiman mengurangi produksi dibandingkan kuartal sebelumnya, produksi melampaui kinerja tahun sebelumnya secara signifikan, yang mendukung momentum pertumbuhan berkelanjutan," ungkap Teddy.

Pabrik peleburan RKEF memproduksi 16.297 ton Nickel Pig Iron (NPI) pada Q1 2025, turun 22 persen YoY, terutama karena peningkatan produksi yang sedang berlangsung di PT Bukit Smelter Indonesia (BSI), menyusul perbaikan tungku pada Q4 2024 dan pemeliharaan terjadwal di PT Zhao Hui Nickel (ZHN), yang sempat mengalami penghentian sementara akibat banjir selama kuartal tersebut.

Perbaikan pabrik peleburan ini telah meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional, yang akan mendukung pengurangan biaya di masa mendatang. Perbaikan lini BSI kedua direncanakan pada paruh kedua 2025.

Pihaknya juga tetap fokus pada efisiensi operasional dan pengelolaan biaya yang disiplin untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Pembangunan jalan angkut baru yang menghubungkan Tambang SCM dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terus berlanjut, dengan tujuan untuk mengurangi biaya logistik, meningkatkan kapasitas pengangkutan saprolit, dan mendukung infrastruktur transmisi dan pipa untuk pabrik HPAL MBMA.

MBMA terus mengembangkan pabrik HPAL sebagai bagian dari sistem produksi yang terintegrasi, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan material baterai terkemuka, melalui pengembangan PT ESG New Energy Material (PT ESG), PT Meiming New Energy Material (PT Meiming), dan PT Sulawesi Nickel Cobalt (PT SLNC). PT ESG memulai produksi dari Train A pada akhir 2024, dengan Train B diharapkan menyusul pada semester kedua 2025.

Komisioning di keempat fasilitas berlanjut secara positif, dengan pemanggangan klorinasi yang diharapkan selesai pada semester kedua 2025 dan kapasitas penuh dalam periode yang sama.

“Melalui investasi strategis dan peningkatan infrastruktur, MBMA memperkuat platform produksi nikel yang efisien, terintegrasi, dan dapat ditingkatkan skalanya, serta berbiaya rendah,” papar Teddy.

Pihaknya tetap fokus pada keunggulan operasional dan penciptaan nilai berkelanjutan di seluruh operasi yang terpadu.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved