Bisnis Cerdas di Tahun Ajaran Baru, Perajin Tas Jombang Rebut Pasar Lewat Desain Sablon Warna-Warni

Saat aktivitas normal, Suntoro lebih sering memproduksi tas kamera dengan jumlah produksi harian di bawah 70 buah. 

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
surya/Anggit Puji Widodo (anggitkecap)
MUSIM AJARAN BARU - Suntoro memproduksi tas pesanan pelanggan di rumah produksinya di Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang Minggu (6/7/2025). Tahun ajaran baru menjadi berkah bagi Suntoro. 


SURYA.CO.ID, JOMBANG - Kesempatan bisa datang berkali-kali, terutama pada tahun ajaran baru setiap tahun bagi perajin tas seperti Sutoro, warga Jombang ini.

Seperti pelaku usaha lainnya, tahun ajaran baru merupakan peluang mengais keuntungan dari penjualan alat tulis, seragam, dan perlengkapan sekolah karena terjadi lonjakan permintaan. 

Suntoro yang menekuni usaha tas manual di sudut Dusun Genjong, Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro, Jombang, menikmati rezeki bersamaan momen tahunan ini.

Pria 51 tahun ini bukan pemain baru dalam kerajinan tas. Namun setiap kali tahun ajaran baru tiba, rumah produksinya berubah menjadi bengkel kerja.

"Dari bulan Desember hingga Juli seperti ini, pemesanan tas sekolah selalu meningkat tajam," ucap Suntoro, Minggu (6/7/2025). 

Tidak main-main, pesanan tas buatannya melonjak hingga 40 persen dibanding hari-hari biasa. Ia bahkan sudah merampungkan lebih dari 100 tas dalam beberapa pekan terakhir, dan masih menerima lebih dari 50 pesanan tambahan yang antre menunggu giliran produksi.

Saat aktivitas normal, Suntoro lebih sering memproduksi tas kamera dengan jumlah produksi harian di bawah 70 buah. 

Namun memasuki masa sekolah, fokusnya beralih ke model tas sekolah dengan desain sablonan ceria untuk anak-anak SD, MI, hingga SMP.

"Kalau hari biasa tas sekolah hanya saya buat untuk stok, tetapi begitu mendekati tahun ajaran baru, semua fokus dialihkan untuk memenuhi pesanan," katanya.

Uniknya, meski volume pekerjaan meningkat, Suntoro tak pernah menolak permintaan, baik untuk tas sekolah maupun tas kamera. Semua tetap dilayani, asalkan pelanggan bersedia menunggu sesuai antrean.

Menurut pengalamannya, trend pesanan tas sekolah biasanya mulai surut setelah pertengahan Agustus. Namun pesanan susulan masih tetap ada, walau jumlahnya kecil, berkisar 10–15 tas.

Dari musim ramai ini, Suntoro berhasil mengantongi pendapatan yang cukup signifikan. Sejak Desember hingga Juni, ia telah meraup sekitar Rp 25 juta hanya dari penjualan tas sekolah

Harga tas pun cukup terjangkau, mulai dari Rp 35.000 untuk model ukuran kecil, dan Rp 40.000 untuk yang bermotif sablonan penuh warna.

"Banyak orangtua atau pengecer yang senang karena harganya terjangkau dan kualitasnya tetap bagus," jelasnya.

Hebatnya lagi, pemasaran produknya tidak hanya menjangkau Jombang. Tas buatan tangan Suntoro sudah dikirim hingga ke Bali, tepatnya ke kawasan Tanah Lot, Desa Tabanan. Permintaan juga datang dari wilayah sekitar seperti Kediri dan Batu.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved