Berita Viral

Bukan Pemerintah Brasil yang Mau Lapor Kematian Juliana Marins ke HAM Internasional tapi Pihak Ini

Yusril menegaskan hingga kini belum menerima surat atau nota diplomatik resmi dari pemerintah Brasil yang mempertanyakan kematian Juliana Marins.

Editor: Musahadah
kolase youtube kemenko kumhan imipas RI/istimewa
LAPOR - Yusril Ihza Mahendra memastikan Pemerintah Brasil tidak mengirimkan nota resmi kenegaraan yang mempertanyakan kematian Juliana Marins. Ternyata yang berstatemen keras di media hanya lembaga independen di Brasil. 

"Ini akan mengungkapkan fakta sebenarnya, dilakukan kedua pihak secara terbuka yang fair, jujur dan menurut hukum yang berlaku. Apapun nanti akan diungkapkan kepada publik di Indonesia dan Brasil agar masalah ini lebih jelas," tegasnya. 

Yusril juga menyerukan semua pihak agar menjaga hubungan baik Indonesia-Brasil.

Apalagi, saat ini Presiden Prabowo Subianto sedang menghadiri pertemuan negara-negara anggota BRICS di Brasil.

"Pemerintah Indonesia sangat concern dan berduka atas kematian warga Brasil, Juliana Marins akibat terjatuh ke dalam jurang sedalam 600 meter di tebing Gunung Rinjani," kata Yusril. 

Pemerintah, kata Yusril, menganggap insiden tersebut adalah insiden kecelakaan yang dapat terjadi pada setiap pendaki gunung.

"Apalagi medan Rinjani yang berat dan cuaca ekstrem sedang terjadi saat itu," kata Menko Yusril, dalam keterangan tertulis kepada media di Jakarta.

Pemerintah telah menjelaskan kepada publik insiden tersebut, upaya evakuasi dan otopsi yang dilakukan di sebuah Rumah Sakit di Denpasar. 

Upaya evakuasi memang tidak secepat seperti diharapkan. Penggunaan helikopter tidak dapat dilakukan di medan bertebing di tengah cuaca ekstrem, sebagaimana diharapkan oleh keluarga korban.

Tebing-tebing dan hutan tropis di Rinjani berbeda dengan tebing-tebing salju di Himalaya. 

Satu-satunya cara adalah evakuasi vertikal secara manual yang dilakukan oleh SAR dan Tim Relawan, sehingga proses evakuasi berjalan tidak secepat  yang diharapkan.

Menurut Yusril, hasil otopsi telah dengan jelas menunjukkan bahwa Juliana Marins meninggal antara 15-30 menit setelah badannya terhempas di bebatuan gunung akibat kerusakan organ dan patah tulang yang parah karena terjatuh dari ketinggian 600 meter itu.

"Pihak keluarga memang mempertanyakan jarak waktu antara saat terjatuh dan kematian, karena mereka berpikir ada keterlambatan datangnya pertolongan, sementara korban diduga masih hidup," katanya.  

"Secara medis, secepat apapun pertolongan datang, upaya untuk menyelamatkan nyawa korban dalam insiden jatuh dari ketinggian seperti itu sangat kecil kemungkinannya dapat dilakukan" kata Yusril. 

Menko Yusril menambahkan, Pemerintah RI telah dan tetap akan bersikap terbuka untuk mengungkapkan semua fakta sekitar insiden kematian Juliana Marins ini. 

Aparat penegak hukum juga telah dan sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkapkan apakah ada unsur kelalaian dari pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pendakian gunung di Gunung Rinjani, seperti biro perjalanan, pemandu wisata, otoritas yang mengelola Taman Nasional Rinjani dan petugas Badan SAR sehingga Juliana Marins terjatuh dan meninggal serta upaya pertolongan dan evakuasinya. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved